****
beritasebelas.id, Baturaja – Tak hanya terindikasi di cabang olahraga bulutangkis, dugaan atlet ‘bayaran’ juga ditemukan di cabang olahraga panahan. Sebanyak 4 atlet asal Kabupaten OKU Selatan dan 1 atlet asal Lahat terpaksa dipulangkan alias di coret. Pasalnya kelima atlit tersebut diketahui pernah membela daerah lain sehingga berdasarkan kesepakatan tehnikal meeting pelaksanaan cabang Panahan Porprov XIII OKU Raya. Selasa (23/11/21).
Di diskualifikasinya ke 5 atlet tersebut berdasarkan hasil kesepakatan musyawarah dari 13 kabupaten/kota yang mengikuti Cabor Panahan. Di mana pada pelaksanaan tehnical meeting pada 23 November kemarin didapati 4 atlit asal Kabupaten OKU Selatan dan 1 atlet dari Kabupaten Lahat pernah membela daerah lain. Sehingga secara musyawarah antar tim dan oficial memutuskan ke 5 atlet tersebut di diskualifikasi dari pertandingan.
Hal itu diungkapkan oleh Irfan selalu Teknikal Delegate KONI Sumsel Cabor Panahan. Dari hasil kesepakatan masing-masing tim dan oficial menyepakati agar atlet yang kedapatan pernah membela daerah lain yang dibuktikan dengan bukti otentik yaitu tercatat pernah membela daerah lain di beberapa ajang resmi dinyatakan tidak boleh mengikuti pertandingan.
“Hasil dari kesepakatan secara musyawarah, disepakati bagi atlet yang pernah membela daerah lain dan dibuktikan secara otentik tidak boleh mengikuti pertandingan Cabor Panahan. Dan saya di sana hanya sebagai pihak yang mengetahui hasil kesepakatan tersebut,” kata Irfan.
Dijelaskan Irfan, berdasarkan aturan untuk Porprov, setiap atlet yang berpindah dari suatu daerah ke daerah lain minimal 6 bulan sudah berdomisili di daerah yang baru dan mendapat persetujuan dari KONI sedangkan untuk event bersekala nasional masa perpindahannya minimal 1 tahun.
Pantauan dilapangan, terlihat sejumlah kontingen Cabor Panahan merasa kecewa atas hasil pertandingan hari pertama Panahan, terlihat setelah hasil pertandingan seluruh kontingen kabupaten/kota kecuali OKU Selatan meninggalkan lapangan pertandingan. Bahkan pada saat sesi penyerahan medali hanya dilakukan oleh TD didampingi beberapa wasit dan perwakilan KONI OKU Selatan.
Ibnu Marwata pelatih Kontingen Panahan Kabupaten Musi Banyu Asin kepada portal ini mengatakan. Bahwa pihaknya sudah sangat mengenal atlet-atlet yang berasal dari Provinsi luar Sumsel seperti dari Lampung, dan Bengkulu. bahkan pihaknya memiliki data yang jelas terkait atlet asal Provinsi luar Sumsel.
“Kami sudah sampaikan keberatan terkait adanya atlet yang pernah membela daerah lain di luar Sumsel. Saya sebutkan yaitu Provinsi Lampung dan Bengkulu dan itu sudah saya sampaikan pada saat Technical Meeting (TM) dan keberatan itu sudah diterima, hasilnya atlet yang sudah pernah membela Provinsi lain yang dipakai oleh Kabupaten OKU Selatan sebanyak 4 orang dan 1 orang dipakai oleh Kabupaten Lahat sudah di diskualifikasi,” ujarnya.
Namun di sinyalir masih ada atlet yang berasal dari luar Provinsi Sumsel yang hari ini masih bertanding di ajang Porprov Ke XIII, karena dari pihak panitia mereka beralibi atlet tersebut mempunyai KTP dan KK daerah setempat.
Diungkapkannya, pihaknya sudah membuka jalan untuk melakukan protes, namun kabupaten lain tidak segigih pihaknya dalam melakukan protes terkait adanya dugaan atlet luar Provinsi Sumsel ikut bertanding di Even Panahan Porprov XIII Sumsel OKU Raya. Bahkan apa yang di protes oleh pihaknya, Panitia Cabor Panahan tidak bisa menunjukkan berkas keabsahan terkait perpindahan atlet yang bukan atlet asal Provinsi Sumsel.
“Terkait mutasi atlet, aturannya sudah jelas hanya diperbolehkan untuk atlet yang berasal dari Sumsel berdasarkan panduan umum terkait mutasi atlet. Dan tidak diperkenankan mutasi dari daerah luar Provinsi. Dari kemarin atlet yang kami duga berasal dari provinsi lain sampai hari ini keabsahannya terkait mutasi dari provinsi lain tidak pernah terungkap,” bener Ibnu.
Di soal mengenai apakah Tim Muba akan melakukan protes, dirinya menegaskan pihaknya tidak akan melakukan protes. Mengingat protes itu sendiri harus dilakukan pada saat sesi TM. Namun pihaknya tetap akan melaporkan ke PB PON.
“Meski kami dirugikan, namun kami tidak akan melakukan protes, karena mekanisme protes sudah kami lakukan maski tidak mendapat dukungan dari daerah lain. Kami yakin dengan kemampuan atlet kami, buktinya kami masih bisa mendapat emas. Saya menghimbau kepada OKU Selatan saya yakin anak-anak itu (Atlet OKU Selatan Red) ada yang dari Lampung. Jangan tamak, berikanlah haknya untuk bisa bermain lebih fair,” kata Ibnu.
Hal senda diungkapkan oleh Rizal yang saat itu datang secara khusus sebagai masyarakat untuk menyaksikan pertandingan Cabor Panahan. Dirinya merasa curiga dengan atlet dari Kabupaten OKU Selatan yang berkomunikasi dengan sesama atlet nya menggunakan bahasa Indonesia dengan logat khas Lampung.
“Saya tidak yakin mereka ini atlet asli dari OKU Selatan. Logat mereka berbicara sama sekali tidak berlogat khas OKU Selatan. Bahkan mobil yang mereka gunakan oleh para atlet ini kebanyakan bernomor polisi BE bukan BG dengan seri V. Wajar saja kalau kabupaten lain banyak yang merasa kecewa,” ungkapnya.
Sementara itu, Pelatih Panahan Kabupaten OKU Selatan Ismail Yanuardi mengatakan bahwa hasil yang didapat hari pertama pada pertandingan Cabor Panahan Porprov Sumsel Ke XIII OKU Raya merupakan buah dari usaha pihaknya yang sudah mempersiapkan sejak 6 bulan yang lalu dengan jumlah atlet sebanyak 16 orang.
“Hari ini kami sudah memastikan mendapat 10 emas dari Devisi Recurve dan Devisi Compound. Hasil tersebut di luar target yang hanya 5 emas dan ternyata hasilnya cukup memuaskan. 6 bulan kami melakukan persiapan pemusatan latihan agar atlet kami dapat lebih siap untuk bertanding di ajang Porprov,” tutur Ismail.
Atlet Asal OKU Selatan Akui Berasal Dari Lampung
Secara terpisah, salah satu atlet OKU Selatan Fani Fernando yang berhasil meraih 3 emas pada pertandingan hari pertama memberikan keterangan kepada portal ini yang tidak singkron dengan keterangan yang disampaikan oleh pelatih. Di mana dirinya mengaku persiapannya dilakukan selama 1,5 tahun dan dirinya pun mengaku berasal dari Desa Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung.
“Saya lahir di Endang Rejo, dan keluarga saya tinggal di sana. Saat ini saya sudah mendaftar di salah satu Universitas di Lampung. Sebelumnya saya bersekolah di SMA Negri 3 Kecamatan Seputih Agung dan SMP nya juga di sana,” ungkap Fani Fernando usai pengalungan mendali.