****
Warga Perairan Keluhkan Langkanya Pupuk
beritasebelas.id, Banyuasin – Anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan Dapil Sumsel X melakukan reses tahap II di tahun 2022. Kegiatan reses tersebut dimulai dari tanggal 11 Juli hingga 18 Juli 2022 di sejumlah Desa dan Kecamatan di Kabupaten Banyuasin.
Pelaksanaan reses Dapil Sumsel X tersebut di kordinatori oleh Muhammad F. Ridho, ST., MT dengan anggota Nasrul Halim S.H, Maliono S.H, Herman, Nadia Basyir, S.E, Muhammad Yaser, S.E, dan Marzuki, S.E.
Ada beberapa desa dan kecamatan di Kabupaten Banyuasin dikunjungi Dapil X selama masa reses. diantaranya Kecamatan Makarti meliputi Kelurahan Makarti Jaya, Desa Upang Makmur, dan Desa Tanjung Mas. Selanjutnya, menuju Kecamatan Air Saleh di Desa Purwasari serta Desa Saleh Makmur, Desa Air Katon, dan Desa Saleh Jaya.
Kemudian rombongan Dapil X juga mengunjungi warga di Kecamatan Sumber Marga Telang (SMT) meliputi Desa Karang Baru, Desa Karang Anyar, Desa Talang Lubuk, dan Desa Sri Tiga. Dapil X juga ke Kecamatan Muara Telang menemui masyarakat di Desa Talang Jaya, Desa Upang Ceria, dan Desa Telang Makmur.
Pada pertemuan di Kecamatan Muara Telang, pada sesi dialog, Ketua Forum Kades Kecamatan Muara Telang, Juahir mengeluhkan langkanya pupuk bersubsidi saat musim tanam. Padahal menurut dia, semua ketentuan telah mereka penuhi, seperti telah menyetor sesuai rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) tetapi pupuk yang datang tetap saja kurang.
“Kami tidak tahu Pak, di mana letak salahnya. Dana sudah disetor sesuai RDKK tapi pupuk yang dikirimkan tidak cukup dan dana kami masih didistributor,” ujar Juahir.
Ia menambahkan, jika membeli pupuk non subsidi harganya mahal, sementara harga jual hasil produksi setelah panen murah. Hal itu tentu membuat petani merugi karena biaya produksi jadi jauh lebih besar dibanding pendapatan setelah panen. “Padahal Kecamatan Muara Telang merupakan lumbung pangan Kabupaten Banyuasin,” ujarnya.
Sementara itu, Camat Muara Telang H Sobri, S.Sos, MM, dalam sambutannya menjelaskan bahwa kecamatan yang ia pimpin merupakan penghasil beras terbesar di Kabupaten Banyuasin. Namum hal itu belum didukung dengan infrastruktur yang memadai. Di mana jalan poros yang ada masih becek dan lengket apabila musim hujan tiba. Jika musim kemarau jalan akan berdebu.
“Sekirar 20 km lagi jalan yang belum diperbaiki dan 16 jembatan perlu perbaikan Pak dan saya juga berharap jika Dewan menyusun anggaran, tolonglah selipkan untuk pembangunan di Kecamatan Muara Telang,” harap Sobri.
Menganggapi semua keluhan warga Kabupaten Banyuasin, Koordinator Dapil X, MF Ridho menjelaskan, sejak tahun 2019, tidak kurang dari tiga tahun anggaran, Kabupaten Banyuasin masuk dalam rangking 17 Kabupaten/Kota di Sumsel yang mendapat bantuan dari provinsi. Ada sekitar Rp 70 miliar hingga Rp100 miliar setiap tahunnya digelontorkan untuk pembangunan Banyuasin sehingga tidak menutup kemungkinan sebagian besar jalan-jalan di Kabupaten Banyuasin ini dibangun juga dengan anggaran dari provinsi.
Terkait kelangkaan pupuk, Ridho minta Juahir untuk membuatkan surat keluhan kepada DPRD Sumsel, khususnya ke Dapil X, agar pihaknya dapat mengundang PT Pusri beserta Bulog dan juga Forum Kades Kecamatan Muara Telang untuk duduk bersama berdialog guna mencari tahu di mana sesungguhnya akar permasalahan langkanya pupuk ini.
Sementara untuk harga jual hasil panen yang murah, politisi Partai Demokrat ini mengatakan bahwa harga gabah ditentukan oleh kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Sumsel tidak ada kewenangan dalam menetapkan harga gabah.
“Dan untuk aspirasi mengenai perbaikan jalan poros telah kami catat untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kewenangan yang ada. Apa yang menjadi aspirasi warga di sini telah kami pahami, pada paripurna penyampaian hasil reses nanti, hal ini akan kami sampaikan di hadapan Gubernur Sumsel beserta SKPD-nya,” kata Ridho.
Selanjutnya, saat pertemuan di Desa Karang Baru, Kecamatan SMT, Camat SMT, Drs Hasanul Hak, MM mengatakan, saat ini tengah dilaksanakan program dari Bupati Banyuasin yaitu pembangunan jalan poros dari Desa Karang Baru menuju Jalur 8. Dia berharap dukungan dari anggota Dapil X DPRD Sumsel.
”Jalur 8 sudah dicor beton, mudah-mudahan jika pembangunan jalan poros ini selesai, nantinya kendaraan roda 4 dapat menuju ke daerah kami,” ujar Camat.
Pada sesi tanya jawab, ada permintaan dari Kades Terusan Dalam, Dedek Apriansyah, yang meminta anggota DPRD Dapil X dapat membantu empat desa yang akan terisolir jika jalan poros itu selesai dibangun.
Dedek menjelaskan, wilayah mereka yang terdiri dari Desa Talang Lubuk, Desa Terusan Tengah, Desa Terusan Dalam, dan Desa Muara berjarak 8 km dari jalan poros tersebut. Untuk itu dia minta dapat dibangunkan jalan penghubung dari desa-desa tersebut ke jalan poros yang sedang dibangun.
Permintaa lain disampaikan Herman, Ketua Lembaga Adat yang menyampaikan aspirasi pembangunan jembatan pendukung jalan poros tersebut sepanjang 110 meter. Ada juga permintaan Kades Sri Tiga, M Yanus yang menyampaikan aspirasi terkait peningkatan badan jalan sepanjang 4 km.
Ada juga aspirasi berupa permintaan modal BUMDes, mesin pengolah tepung nipah, rehab rumah tidak layak huni, pembangunan lapangan futsal, perbaikan jalan, serta normalisasi sungai sepanjang 10 km.
Menanggapi semua aspirasi itu, Koordinator Dapil X, MF Ridho menjelaskan, untuk mendukung kegiatan pembangunan di setiap kecamatan di Sumsel, dapat dilakukan dengan anggaran dari dana bantuan gubernur.
Menurut Ridho, pihaknya sudah berupaya utuk meningkatkan dana pembangunan di setiap kabupaten di Sumsel ini. Dia pun berjanji, dalam laporan hasil reses nanti Dapil X akan memasukkan usulan masyarakat Kabupaten Banyuasin agar dapat diakomodir dan masuk dalam pos bantuan gubernur.