BKSDA Lahat Cek Lokasi Kejadian Serangan Beruang Madu

| |

Putra

beritasebelas.com,Muara EnimSetelah sebelumnya serangan hewan buas jenis harimau melanda Kabupaten Muara Enim meredah, kasus serangan hewan buas kembali terjadi. Kali ini seorang petani Desa Lubuk Mumpo, Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim, Sumsel mengalami luka berat akibat serangan Beruang Madu pada Rabu (6/5). Tim BKSDA Lahat langsung ke lokasi kejadian, melakukan pendataan, Kamis (7/5).

Dari hasil pendataan peristiwa konflik antara manusia dan hewan buas ini didapati nama korban adalah Abdul Wahab (60) yang merupakan petani karet. Peristiwa nahas ini terjadi saat korban menyadap karet bersama istrinya dengan lokasi yang berjauhan. Saat kejadian istri korban tidak mengetahui bahwa suaminya terkena serangan beruang dan mengetahui saat sudah berada di pondok dalam area kebun karet.

Konflik terjadi saat korban sedang menyadap karet dan tanpa diduga bertemu dengan seekor Beruang Madu yang karena terkejut bereaksi dan mengakibatkan luka di telinga, sehingga korban Wahab dirawat di RS Umum Muara Enim. Kondisi lokasi kejadian merupakan kebun masyarakat dengan jenis tanaman karet.

Kepala BKSDA Lahat Martialis Suito melalui rilisnya menjelaskan Petugas Resort Konservasi Wilayah VII berjumlah 5 orang yang dipimpin oleh Raswandi (Kepala Resort) menuju lokasi untuk melakukan pengecekan lokasi. Tim berangkat dari Muara Enim pada pukul 08.00 Wib yang sampai ke lokasi pada pukul 10.00 Wib. Setelah berkoordinasi dengan perangkat desa maka tim segera melakukan pengecekan lokasi.

Pada pukul 12.00 Wib tim selesai melakukan pengecekan lokasi dengan hasil pengecekan antara lain satwa yang berkonflik adalah Beruang Madu sebanyak satu ekor, dimana konflik tersebut dikarenakan perjumpaan yang tidak disengaja antara beruang dan korban yang sedang menyadap karet. Beruang reaktif karena terkejut dan menyebabkan luka pada korban, Berdasarkan pengecekan dilokasi kejadian dengan radius 100-200 meter dari tempat kejadian tidak diperoleh tanda-tanda aktivitas ataupun keberadaan beruang tersebut.

Usai pengecekan lokasi kejadia BKSDA Lahat melakuka sejumlah agenda lanjutan antara lain rapid respon terhadap kejadian konflik tersebut sebagai bentuk pelayanan petugas kepada masyarakat melakukan pengecekan lokasi kejadian untuk mengetahui kronologis dan penyebab konflik serta menganalisa keberadaan beruang berkomunikasi dan berkoordinasi dengan perangkat desa dalam upaya menenangkan masyarakat dan pencegahan terhadap segala bentuk kemungkinan adanya konflik lanjutan, melakukan sosialisasi dan penyadartahuan kepada perangkat desa dan masyarakat terkait satwa beruang merupakan satwa dilindungi dan upaya komunikasi yang aktif agar ke depan tidak terulang terjadi korban baik manusia maupun satwa serta memonitor pasca kejadian melalui komunikasi aktif dengan perangkat desa dan masyarakat meskipun sudah tidak ada tanda-tanda keberadaan dan aktivitas beruang. Hal tersebut untuk menentukan tindakan lanjutan dengan menganalisa eskalasi konflik.

print
Sebelumnya

Berumur 2 Bulan, Jembatan Enim 2 Jadi Sasaran Vandalisme

Kwarda Sumsel Serahkan 4 Ton Beras ke Posko Covid Lewat Sumbangan Pengurus

Berikut