beritasebelas.com,Palembang – Ketua DPRD Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Hj RA Anita Noeringhati mengakui hingga kini pihaknya belum menerima data penggunaan anggaran sampai pertengahan tahun ini.
Selain itu DPRD Sumsel juga belum menerima laporan terbaru anggaran penggunaan Covid-19.
“Kita belum menerima Usulan APBD Perubahan 2020, karena kita belum menerima penggunaan anggaran sampai kepada petengahan tahun ini,” kata Ketua Harian DPD Partai Golkar Sumsel ini, Selasa (18/8).
Selain itu Pemerintah Provinsi Sumsel menurutnya sebelumnya melaunching pemutihan pajak kendaraan sebagai salah satu solusi untuk mengembalikan defisit.
“Karena memang terus terang ada defisit, defisit ini dikarenakan DAK kita tidak dapat, DBH belum kita terima sehingga upaya Pemerintah Provinsi bersama-sama dengan DPRD Sumsel bersama-sama untuk meningkat PAD melalui pajak,” katanya.
Sebelumnya Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan dari Rp136,65 miliar dana kegiatan percepatan penanganan COVID-19, sudah terserap hampir 100%. Menurut Gubernur yang akrab disapa HD ini, sejak awal dirinya memang tidak langsung menganggarkan dana untuk penanganan COVID-19 dengan nilai yang fantastis.
“Hingga saat ini sudah 91 % lebih sudah terserap ini data real dan COVID-19 ini belum juga selesai. Sumsel memang tidak patok yang triliunan dan besar-besar tapi bertahap sesuai kebutuhan,” katanya, Minggu (19/7).
Lebih lanjut, HD memilih melakukan penganggaran secara bertahap, namun tetap menyiagakan dana menyesuaikan kebutuhan demi melindungi masyarakat Sumsel. Anggaran yang ada tersebut difokuskan pada pelayanan kesehatan, penanganan dampak ekonomi dan juga social safety.
“Boleh kita waspada tapi jangan juga jadi panik,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, HD juga menyerahkan bantuan alat kesehatan dari perusahaan BUMN asal Singapura Temasek Foundation dan APBD Sumsel pada 7 rumah sakit di Palembang, di Auditorium Pemprov Sumsel, Jumat (17/7) yang lalu.
Menurutnya, bantuan tersebut memang belum sebanding dengan yang dibutuhkan, namun kepedulian BUMN asal Singapura tersebut jangan dilihat dari jumlahnya, karena bantuan ini bersifat stimulan.
“Kita harus positif thinking, kepedulian orang luar negeri bukan karena kita tidak mampu. Tapi ini stimulan bahwa kita dinilai sangat baik penanganan COVID-19. Sebab dari sekian banyak Provinsi di Indonesia kita salah satu yang mendapat bantuan ini,” katanya.
Menurut Herman Deru bantuan ini jangan membuat terlena terlebih bagi dinas terkait. Adapun menurutnya bantuan tersebut mestinya menjadi pemicu agar dapat berkreasi memberikan bantuan lain yang juga sangat dibutuhkan saat ini