beritasebelas.com,Palembang – Sebagai upaya mencegah peredaran Pandemi Covid-19 agar tak muncul kluster baru, pada pelajar maka ujian kenaikan kelas SMA di Sumsel digelar secara dalam jaringan (daring).
Kendati dilakukan daring dari rumah masing-masing, namun pihak sekolah memastikan kecurangan siswa dapat terbaca, lantaran telah disiapkan sistem aplikasi yang ketika siswa mengerjakan maka tak bisa membuka aplikasi lain. Jika dilakukan maka sistem akan menutup secara otomatis tanda selesai mengerjakan.
Seperti yang terjadi di SMA Negeri 14 Palembang yang ditemukan sebanyak 55 siswa mengalami terkunci aplikasi, lantaran diduga membuka mesin pencarian google untuk mencari jawaban dari ujian yang diberikan sekolah.
Kepala SMA Negeri 14 Palembang Drs Kms Taufik R, M.Si mengaku pihak sekolah dari awal sudah melakukan sosialisasi ke siswa tentang bagaimana aturan mengikuti ujian semester secara daring dari rumah masing-masing.
Bagi siswa yang mencoba membuka portal lain, saat aplikasi berjalan dalam proses ujian semester daring dilakukan, maka sistem secara otomatis akan keluar, sehingga akan berdampak pada nilai siswa masing-masing.
“Hari ini ada 55 siswa yang mengalami log out otomatis saat ujian berjalan. Dan sudah menjadi resiko, karena kita sudah sosialisasikan,” tegas Taufik, Senin 15 Juni 2020.
Dikatakan Taufik bahwa ujian semester kelas X dan XI sebagaimana instruksi dari Dinas Pendidikan Sumsel tetap dilakukan secara daring. Dan langkah ini diambil untuk menghindari penyebaran Pandemi Virus Corona pada kluster baru yakni pelajar.
Dari semua mata pelajaran yang harus dilalui siswa untuk mengikuti ujian semester secara daring, dijadwalkan mulai hari ini pada 15 sampai 24 Juni 2020 sebagaimana telah disosialisasikan ke siswa sesuai jadwal.
“Ini ujian semester untuk kenaikan kelas anak-anak. Dari awal kita ingin bahwa kedepankan kejujuran saat saat ujian atau saat apapun, karena karakter ini demi mereka juga kelak. Dan ini kita mulai terapkan sejak di bangku sekolah,” urainya.
Meski pihak sekolah memberikan solusi kepada 55 siswa yang terkunci otomatis di aplikasi saat mengerjakan ujian semester dengan ujian susulan, namun tetap nilai akan berbeda dari pada siswa yang dengan jujur dan mendapatkan nilai yang baik.
“Ini hari pertama, sampai tadi ada siswa yang datang melapor ke sekolah karena mengakui terkunci aplikasi saat mengerjakan,” pungkasnya.