—
Arto
beritasebelas.com,Palembang – Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengancam akan menutup SMA Taruna Indonesia Palembang, jika penyebab kesalahan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang menyebabkan DWL (14) dan (WJ) meninggal adalah karena kesalahan sekolah.
Pernyataan tegas itu disampaikan Herman Deru saat mengunjungi Rumah Duka WJ di Jalan Pertahanan 4 Komplek Srimas Blok 16 RT 52 RW 03 Kecamatan Seberang Ulu II, Palembang, Sabtu 20 Juli 2019.
“Saya tetap konsisten dengan statemen saya sebelumnya. Kalau ini kesalahan individu itu ranahnya Kepolisian, jika ini kesalahan lembaga, sanksi paling ringan adalah peringatan sanksi terberat adalah penutupan,”tegasnya.
Herman Deru didampingi istri Febrita Lustia memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Selatan agar segera mengurai kejadian ini melalui tim khusus yang telah dibentuk.
“Saya beri waktu satu minggu, untuk keanggotaannya sendiri terdiri dari 9 orang yang akan melibatkan wali murid, pengawas, dewan pendidikan dan dari Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel,”urainya.
Sedangkan, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan Widodo mengatakan Timsus investigasi yang terdiri dari 9 orang saat ini sudah bekerja untuk mencari fakta-fakta akurat secara profesional mengenai pasca meninggalnya Delwyn Berli Julindro (14) dan Wiko Jerianda siswa SMA Taruna Indonesia saat mengikuti MPLS.
Menurut Widodo, dari hasil penyelidikan tim investigasi yang terdiri dari 9 orang tersebut, pada hari Rabu sudah menyimpulkan apa-apa yang telah diprogram oleh pemerintah provinsi baik programnya.
“Hasil yang didapat dari investigasi beberapa kegiatan diluar MPLS yang dilaksanakan diluar sepengetahuan Dinas Pendidikan,”kata Widodo.
Dikatakan Widodo, beberapa hal yang menurutnya menjadi kejanggalan akan menjadi catatan dan tambahan temuan Timsus Investigasi.
“Kegiatan yang dilaksanakan diluar MPLS dilakukan sekolah tersebut tidak ada pemberitahuan yakni Masa Dasar Pendidikan Fisik dan Mental (Madapital), kegiatan ini belum di cek oleh dinas, karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya pada hari itu,”pungkasnya.
Untuk diketahui WJ (14) meninggal dunia pada Jumat 19 Juli 2019 sekitar pukul 20.10 Wib, setelah sempat mendapat perawatan intensif dan mengalami kritis di Rumah Sakit Charitas Palembang. Ia menyusul rekannya DWL (14) yang meninggal pada Sabtu 13 Juli 2019 yang juga diduga mengalami penganiayaan saat MPLS.