****
beritasebelas.id, Palembang – Akibat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang terjadi pada hewan, membuat penjualan hewan kurban seperti sapi sepi pembeli.
Hal ini diungkapkan, Warto pedagang hewan kurban di Jalan Sukabangun II Palembang, Rabu (22/6).
“Biasanya dua minggu mendekati lebaran Idul Adha mulai ramai. Tapi ini termasuk sepi karena biasanya sehari bisa 5-8 ekor terjual paling sedikit, ini laku 1-2 ekor sudah Alhamdulillah,” ungkapnya.
Menurutnya, bila dalam sepekan sebelum lebaran haji pemesan hewan ternak belum ramai, artinya pasar penjualan hewan kurban memang menurun dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mungkin menjadi faktor kekhawatiran konsumen membeli.
Namun, jika sedang banyak pembeli, biasanya hewan kurban laku terjual hingga 10-20 ekor per hari dan harga bisa makin tinggi mulai H-7 hingga H-1 sebelum lebaran Idul Adha.
“Hewan di sini sudah sehat jadi tidak usah ragu untuk membelinya. Rata-rata pedagang sudah memeriksa hewan yang akan dijual,” timpalnya.
Sementara, Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Sumatra Selatan (PDHI Sumsel) Jafrizal, rasa khawatir membeli hewan kurban saat penularan PMK sedang tinggi merupakan hal wajar. Sebab tingkat penyebaran PMK pada hewan sangat cepat hingga 90-100 persen.
“Meskipun penyebarannya cepat, tapi tingkat kematian sekitar 5 persen. Biasanya enyebaran bisa melalui udara sehinga penyebaran penyakit ini bisa sampai 10 km,” jelas dia.
Jafrizal menegaskan, walau tingkat penularan PMK begitu cepat, penyakit tersebut tidak menular ke manusia dan hanya memberikan dampak ekonomi daerah. Sebab memengaruhi penurunan produksi.
“Hewan yang positif PMK bisa kehilangan berat badan dan kehilangan susu pada sapi perah serta biaya yang dikeluarkan peternak untuk mengobati penyakit lumayan tinggi,” tutupnya. (*)