oleh Bagus – foto Bagus
Bupati Ngamuk, OKU Peringkat Tiga Penderita HIV/AIDS
beritasebelas.com,Baturaja – Bupati Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) H Kuryana Azis tak bisa menahan emosinya setelah mendapatkan informasi dari Dinas Kesahatan jika OKU masuk peringkat ke 3 penderita HIV AIDS terbanyak di Sumatera Selatan. Catatan pihak Dinas Kesehatan melalui Kepala Dinas Kesehatan OKU Suharmasto SKM M.Epid untuk tahun 2008 hingga 2017 ini penderita HIV/AIDS di OKU mencapai 62 kasus dengan rincian 35 orang positif HIV dan 27 orang positif AIDS dan satu tahun terakhir ada 5 kasus lagi ditangani.
Sumarmasto juga meyakini jika di OKU masih banyak lagi penderita yag tak terdata, kebanyakan penderita menyembunyikan penyakitnya dan bahkan yang lebih bahaya jika si penderita tersebut tidak mengetahui jika dirinya telah terjangkit HIV dan menularkan kepada orang lain.
Tidak hanya itu pihak Dinas Kesehatan juga mengaku untuk menanggulangi virus ini. Kesulitan yang paling utama adalah dengan bersenggolan antara pihak Dinas Kesehatan dan MUI, dimana MUI melarang adanya pelegalan kondom untuk seks bebas. Padahal kondom sangat diperlukan untuk orang yang berakhlak jelek serta orang yang imannya tipis yang hanya berfikir tindakan asusila saja.
Saat ini yang hanya bisa dilakukan Dinas Kesehatan mencegah HIV/AIDS dengan sasaran utama para remaja, dimana anak-anak SMA saat ini dibentuk menjadi relawan pita merah, kemudian orang-orang yang beresiko, seperti tempat-tempat seks bebas.
Dinas Kesehatan telah melakukan pemeriksaan kesehatan di RSUD dan Puskes Lubuk Batang. Sedangkan pihak KPA kesultan melakukan pemeriksaan, hanya sebatas konseling karena dokternya belum ada, seperti PCT Lubuk Batang. Pihak Rumah Sakit seperti Antonio dan DKT hanya mengirim laporan jika ada penderita HIV tidak diakui dikarenakan tidak ada tekhnisi khusus HIV.
Bupati OKU Drs H Kuryana Azis mengatakan ini bukan tugas pemerintah saja, tapi semua lini memang harus bertanggungjawab terhadap apapun yang terjadi di masyarakat, pemerintah tidak bisa membiarkan penyakit ini berkembang di OKU. Paling tidak pemerintah daerah melakukan upaya mengurangi, karena sangat sulit untuk menghilangkan penyakit yang tidak bisa disembuhkan ini. Instruksi pertama bupati agar melakukan penyegaran di tubuh KPA, supaya aksi kedepan lebih gereget lagi.
“Masukkan semua pihak atau organisasi, apalagi kalau organisasi tersebut meminta bergabung. OKU nomor 3 se Sumsel dibawah Prabumulih sudah dikatakan gawat, bukan sebagai prestasi segera ambil tindakan jangan tunda-tunda lagi. Laksanakan apa yang harus dilaksanakan,” tegasnya.
Kuryana menekankan agar selalu melakukan pemerisaan tempat-tempat penjualan kondom termasuk obat kuat.
“Jangan asal rapat saja, lakukan tindakan tidak akan habis-habis masalah ini kalau cuma rapat-rapat saja,” pungkasnya.