
—
beritasebelas.com,Palembang – Pengurus National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Sumsel terus mempersiapkan kontingen atletnya jelang kompetisi bergengsi Pekan Olahraga Nasional (Peparnas) di Tanah Papua November 2020 mendatang.
Memasuki awal tahun ini, NPCI Sumsel menyoroti klasifikasi atlet disabilitas yang harus sesuai. Sehingga tak menzholimi atlet yang seharusnya berpeluang namun tak diturunkan di kompetisi ini.
Demikian mengemuka pada Rapat Kordinasi Pengurus NPCI Sumsel bersama NPCI kabupaten/kota di Sumsel dan para manager cabor di Ruang Rapat Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Kamis 9 Januari 2020.
“Saat ini kita sudah data sebanyak 119 atlet disabilitas. Mereka akan masuk dalam program promosi dan degradasi sehingga pada Maret nanti akan kita kerucurkan menjadi 80-90 atlet,”ujar Ketua Umum NPCI Sumsel Ryan Yohwari saat memimpin rapat koordinasi di ruang rapat JSC, Palembang.
Turut hadir dalam rapat tersebut Sekretaris Umum NPCI Sumsel M Soleh, Kabinpres Sutinah, Kordinator Pelatih Irawan, dan jajaran pengurus lain.
Ryan Yohwari juga menginstruksikan per Januari 2020 ini para atlet dikembalikan pembiayaan pembinaannya ke NPCI kabupaten/kota mengingat belum maksimalnya pembiayaan di provinsi.
“Dan hari ini kita juga sekaligus menunjuk para manager cabor yang mulai hari ini juga akan bisa mengusulkan dan juga memverifikasi terkait atlet cabornya untuk Peparnas Papua nanti,”jelasnya.
Sementara itu dikatakan Sekretaris Umun NPCI Sumsel M Soleh mengatakan bahwa pihaknya meminta para manager untuk lebih jeli dalam hal klasifikasi ketunaan. Baik tuna netra, tuna daksa maupun tuna grahita.
“Jangan memaksakan atlet yang tidak masuk klasifikasi. Karena klasifikasi utu hak atlet,”tegasnya.
Lebih lanjut dikatakan Soleh bahwa semua manager cabor harus objektif dan profesional agar yang turun di Peparnas Papua nanti benar-benar yang masuk dalam klasifikasi.