beritasebelas.com,Palembang – Kesultanan Palembang Darussalam (KPD) berkerjasama dengan Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Komunitas Jeef Pariwisata Palembang (KJPP) dan Sekolah Maitreyawira Palembang dan Lembaga Budaya Komunitas Batanghari Sembilan (Kobar 9) sepakat akan menelusuri kembali jejak-jejak Kerajaan Sriwijaya yang ada di Provinsi Sumsel guna membantu pemerintah juga dan masyarakat untuk lebih mengenal tentang Kerajaan Sriwijaya yang ada di Palembang dan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) khususnya.
Hal tersebut terungkap saat kunjungan Ketua Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Provinsi Sumsel Merry Hamraeny, S.Pd, MM, Jhonson Susanto perwakilan Sekolah Maitreyawira Palembang, Ersan Benyamin alias Ican Ketua Komunitas Jeef Pariwisata Palembang (KJPP), Vebri Al Lintani Direktur Lembaga Budaya Komunitas Batanghari Sembilan (Kobar 9) dan Isnayanti anggota Kobar 9, ke Istana Adat Kesultanan Palembang Darussalam berada di Jalan Sultan Muhammad Mansyur nomor 776, Kelurahan 32 Ilir Palembang.
Kedatangan rombongan ini di terima langsung oleh Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Djayo Wikramo R.M. Fauwaz Diradja SH. M.Kn, Rabu (15/7). Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Djayo Wikramo R.M. Fauwaz Diradja SH, M.Kn mengatakan, kunjungan dari Pecinta Jejak Sriwijaya, tidak lain mereka ingin membuat suatu lembaga atau komunitas yang pada intinya ingin lebih membantu pemerintah dan masyarakat untuk mengenal tentang Kesriwijayaan yang ada di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) khususnya.
“Mereka rencananya akan membuat even-even dan membuat suatu tempat-tempat yang bercirikan Kesriwijayaan, karena di Sumatera Selatan ini dikenal dengan sebutan Bhumi Sriwijaya, tapi minim sekali tempat-tempat atau keterangan-keterangan mengenai Sriwijaya,” katanya.
Selain itu menurut SMB IV yang juga berprofesi sebagai notaris/ PPAT dan juga Ketua Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) Palembang, mereka juga rencananya akan menggelar kegiatan karena di dalam Pecinta Jejak Sriwijaya ada komunitas yang menggelar kegiatan jelajah Sriwijaya dengan menggunakan Jeef yang akan di gelar rencananya sekitar bulan Agustus atau mungkin setelah pandemi Covid-19 berkerjasama dengan Kesultanan Palembang Darussalam.
Selain itu menurutnya, Kesultanan Palembang selama ini sudah melakukan kerjasama dengan AGSI Sumsel seperti diskusi sejarah dan pengenalan lokasi-lokasi bersejarah di Palembang.
“Dengan semakin banyak orang mencintai sejarah, kedepannya dimana budaya itu merupakan suatu aset dan bisa menjadi pendapatan daerah dan jangan sampai budaya itu, karena kita kurang kuat mengolah bidang budaya ini sehingga tidak bisa menjadi aset daerah dan tidak bisa dijual sebagai promosi daerah,” katanya.
Sedangkan Ketua Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Sumsel, Merry Hamraeny, S.Pd, MM mengatakan, kalau kedatangan mereka ke Kesultanan Palembang Darussalam karena digandeng oleh Yayasan Sriwijaya yang baru dibentuk berkerjasama dengan Kesultanan Palembang Darussalam.
“Jadi kita beraudiensi , membahas program-program kedepannya,” katanya.
Kegiatan yang akan di gelar dalam waktu dekat menurutnya, dengan menelusuri jejak Kerajaan Sriwijaya dengan menelusuri jejak-jejak Kerajaan Sriwijaya seperti prasasti Talang Tuo. Jhonson Susanto perwakilan Sekolah Maitreyawira Palembang yang juga Ketua Indonesia Vegetarian Society (IVS) Palembang mengatakan, kedatangan mereka ke Kesultanan Palembang Darussalam melakukan silaturahmi.
“Kita ingin semakin mempererat, memperkenalkan bahwa kita juga mendukung hal-hal berkaitan dengan lintas budaya, untuk mempererat untuk persatuan bangsa dan negara ini,” katanya.
Mengenai kerjasama dengan Kesultanan Palembang Darussalam pihaknya akan melihatnya dulu dengan kondisi sekarang yang masih pandemi covid-19.
“Sebelumnya kita sudah ada kegiatan dengan Kesultanan Palembang Darussalam yaitu Sriwijaya Lantern Festival dimana Kesultanan Palembang Darussalam sangat mendukung,” katanya.
Sedangkan Ersan Benyamin alias Ican Ketua Komunitas Jeef Pariwisata Palembang (KJPP) mengatakan, kedangan mereka ke Kesultanan Palembang Darussalam dalam rangka koordinasi untuk membuat suatu lembaga atau yayasan yang menaungi kegiatan-kegiatan wisata budaya baik yang berbasis di Kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang Darussalam.
“Dalam waktu dekat kita akan mengunjungi prasasti Talang Tuo disana ada peninggalan satu prasasti yang mudah-mudahan kedepannya juga akan menjadi tempat wisata budaya,” katanya.