
****
beritasebelas.id,Palembang – Pagu kredit tidak tercover oleh agunan berpotensi menjadi kredit macet, menjadi masalah utama di Bank Sumsel Babel. Kredit Modal Kerja (KMK) diberikan pada usaha dengan elektabilitas rendah berpotensi menjadi masalah utama di Bank BSB.

Koordinator K Maki Sumsel Boni Belitong mengatakan, ratusan milyar kredit macet tak tertagih dan menjadi potensi merugikan keuangan Bank Sumsel Babel.
“Kredit macet di Bank Sumsel Babel semakin menggunung seperti kredit yang diberikan kepada PT Copindo senilai Rp 50 milyar untuk Cluster Perumahan Kawasan Gasing Water Bay. Kawasan perumahan seluas 235.884 M2 di Desa Gasing Kabupaten Banyuasin dengan pagu kredit Rp 75 milyar diberikan Kredit Modal Kerja (KMK) sebesar Rp 50 milyar,”ujar Boni, Rabu (09/03/2022).
Menurut Boni, kredit macet dan menjadi perkara hukum ditangani Kejati Sumsel. Namun terhenti karena infonya ditindaklanjuti Polda Sumsel dan sampai saat ini entah sampai dimana prosesnya.
Polda Sumsel sampai sekarang terkesan belum mengeluarkan liris proses hukum penyelidikan kredit macet PT Copindo. Dimana PT Copindo mendapat fasilitas kredit dari Bank Sumsel Babel Rp 50 milyar yang diduga agunannya tidak mengcover pagu kredit.
Underlying antara kreditur dan debitur diduga bermasalah, sehingga kredit diterima PT Copindo menjadi berpotensi tak tertagih dan berdampak pada cash flow PT Bank Sumsel Babel.
Selain itu sambung Boni, terdapat juga kredit bermasalah di Bank Sumsel Babel terindikasi berpotensi menjadi macet yaitu di PT MA yang berdomisili di Pangkal Pinang dengan potensi tak tertagih sebesar Rp 145,7 milyar.
Selanjutnya fasilitas kridit PT TM yang kabarnya di pailitkan PT KP serta PT SP dengan total kredit macet disinyalir mencapai ratusan milyar rupiah. Terkesan PT Bank Sumsel Babel kurang memahami manajemen resiko dan diduga banyak campur tangan pemegang saham.