Melihat Lebih Dekat Jiwa Sosial Aiptu Sobirin dan Aiptu Monalisa

| |

oleh Arto – foto Arto

Dirikan Kelompok Belajar Untuk Anak Putus Sekolah

beritasebelas.com,Palembang – Kesibukan melakoni tugas sebagai seorang polisi, ternyata tidak menjadikan Aiptu Sabirin melupakan tugas-tugas sosialnya. Sejak Desember 2016 lalu, ia membuat ide dan merealisasikan mimpinya untuk membuat semacam kelompok belajar hingga perpustakaan mini di RT 67 Kelurahan Lebung Gajah, Kecamatan Sako Kenten, Palembang

[Kelompok belajar anak putus sekolah yang dibina pasangan polisi Aiptu Sobirin dan Aiptu Monalisa saat disambangi Kapolresta Palembang]
Didalam sebuah rumah kecil beratap seng dan berdinding batako tanpa diplester, ramai berkumpul anak-anak. Mereka duduk rapi menghadap tiga orang dewasa yang ada di bagian paling depan. Dua diantaranya menggunakan seragam kepolisian dan satu orang lagi layaknya ibu rumah tangga.

Orang yang menggunakan seragam kepolisian itu, yakni Aiptu Sabirin dan Aiptu Monalisa, sepasang suami istri itu mendirikan tempat kelompok belajar dan perpustakaan mini di rumah itu.

Sedangkan satu perempuan lainnya adalah Hawa, salah satu warga yang menjadi tenaga pengajar bagi anak-anak di kampung tersebut.

“Anak-anak disini ada sekitar 25 orang. Semuanya adalah anak-anak yang kesehariannya bekerja keras di jalanan. Ada yang jadi pemulung, pengamen, tukang semir sepatu dan sebagainya,” ujar Aiptu Sabirin, Rabu, 22 Februari 2017.

Pria yang dalam keseharian bertugas sebagai Babinkantibmas Lebung Gajah itu pun terlihat sedang sibuk mengajari anak-anak untuk belajar membaca dan berhitung. Dalam menjalankan misi sosialnya itu, Aiptu Sabirin ditemani sang istri yang dalam kesehariannya bertugas sebagai polisi wanita di Polres Palembang.

Dalam mendirikan kelompok belajar itu, keduanya menyisihkan pendapatannya sehari-hari untuk membeli buku-buku dan keperluan di rumah itu.

“Alhamdulilah, kelompok belajar dan perpustakàan mini sudah aktif mulai akhir Desember 2016 lalu,” lanjutnya bangga.

Tanpa bermaksud menyombongkan diri, pria bertubuh agak tinggi itu pun mengaku mendapatkan ide itu dari dirinya sendiri dan sengaja memilih lokasinya di Rt 67 Lebung Gajah.

“Saya sendiri di bantu istri yang juga Polwan dan Bu Hawa yang punya rumah,” sambungnya ramah.

Awalnya dirinya hanya mendatakan dan membantu anak putus sekolah. Namun sewaktu di Rt 67 tersebut, dirinya melihat anak-anak banyak hanya menghabiskan waktunya bermain layang-layang dan memotong rumput di sore hari.

Hal yang membuatnya terketuk hati juga dikarenakan anak-anak di kampung tersebut rata-rata adalah anak putus sekolah dan menghabiskan waktunya untuk bermain dan bekerja demi memenuhi hidup sehari-hari.

“Mereka ini kan masih anak-anak. Sangat disayangkan, di usia sekolah seharuanya ini, mereka malah bekerja dan bermain saja. Saya terpikir membuat kelompok belajar. Setelah mereka bekerja, mereka kan bisa manfaatkan waktu untuj belajar,” terang Aiptu Sabirin.

Ia menerangkan, setelah mendapat ide dan di dukung oleh istri, akhirnya Aiptu Sabirin mengajak Bu Hawa untuk membentuk kelompok belajar dan perpustakan mini.

Bahkan di antara anak-anak kelompok belajar ini juga ada putus sekolah dan mau ikut belajar dengannya. Untuk kegiatan belajarnya sendiri, dimulai dari hari Senin hingga Jumat dengan pelajaran sama seperti di sekolah pada umumnya dan ada yang belajar membaca.

“Untuk waktu belajar sendiri, ada yang pagi mulai pukul 09.30 Wib dan yang sore pukul 14.00 Wib,” imbuhnya.

Sebagai seorang polisi, dirinya pun berusaha membagi waktunya itu setelah apel menyempatkan diri pergi ke tempat kelompok belajar sekaligus sambil sambangi dan sore nya dirinya datang lagi.

“Saya ikut apel dulu kalau pagi. Kemudian disempatkan ke sekolah ini. Lalu tugas lagi sebagai polisi. Pada siang hari pun begitu. Jika saya tugas sebagai polisi, maka istri saya yang membantu Bu Hawa dalam mengajar anak-anak,” jelasnya.

Untuk koleksi buku di perpustakaan, kebanyakan merupakan buku pribadi dan ditambah juga dari sumbangan masyarakat. Pihaknya sudah mengajukan kepada perpustakaan daerah untuk pengadaan buku, namun masih menunggu jawaban.

Guna melihat misi sosial yang dilakukan oleh anak buahnya, Kepala Kepolisian Resor Palembang, Kombes Pol Wahyu Bintono Hari Bawono mengunjungi lokasi rumah kelompok belajar dan perpustakaan mini tersebut. Sebagai bentuk dukungan, Wahyu membantu dengan memberikan rak buku, buku-buku bacaan, buku tulis dan alat-alat tulis lainnya.

“Saya sangat mengapresiasi mereka ini. Tanpa informasi dari keduanya, ternyata mereka ini melakukan misi sosial yang sangat membanggakan. Mereka membuat rumah kelompok belajar dari jerih payah keduanya sendiri. Dan ada banyak anak-anak yang mendapat ilmu dari rumah itu,” kata dia.

Wahyu pun mengaku, akan memberikan reward kepada keduanya atas misi sosial tersebut. Menurutnya, apa yang dikerjakan keduanya sudah menjadi tugas dan tanggungjawab sebagai warga negara yang baik. Selain itu, hal ini juga dapat menjadi contoh bagi anggota yang lain.

“Kita harapkan ini menjadi virus kebaikan. Yang dapat menyebar dan dilakukan juga oleh orang lain. Baik oleh anggota polisi maupun pihak lainnya,” pungkasnya.

print

Sebelumnya

Ini Mimpi Buruk Arema Musim Lalu

3 Pimpinan PLN Baturaja Dituntut Mundur

Berikut