Arto
beritasebelas.com, Palembang – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) rencananya bakal menerapkan kembali Mata Pelajaran (mapel) Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang sebelumnya tidak diterapkan. Meski wacana tersebut belum resmi direncanakan, namun hal ini dibenarkan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) kota Palembang wacana PMP akan diajarkan lagi sudah berlangsung sejak lama.
Kepala Bidang (Kabid) SMP Disdik kota Palembang, Herman Wijya mengatakan, meski masih wacana, namun PMP akan diterapkan pada tahun ajaran baru 2019 nanti. Kenapa dimunculkan kembali, karena seperti yang kita lihat moral anak jaman sekarang menurun, kurangnya akhlak juga menjadi alasan PMP akan diterapkan kembali.
“Akhlak anak-anak menurun, kemajuan teknologi juga berpengaruh, dan kurangnya pendidikan moral menjadi salah satu faktor juga. Wacana yang dipastikan dan masih dikaji, belum ada Peraturan Pemerintah (Permen). Dan kita juha masih menunggu rapat koordinasi (rakor) pemantapannya, tapi beberapa waktu lalu sebelumnya sudah rakor di Jakarta terus disinggung tentang PMP” kata Herman, Rabu 5 Desember 2018.
Ia Ia juga menambahkan jika PMP bukan sebagai mata pelajaran baru, namun perubahan dari pelajaran kewarganegaraan. Sebab ideologi Indonesia Pancasila yang luar biasa dapat membentuk pendiri bangsa dan menghasilkan karya pemersatu bangsa.
“Ini sangat bagus, pengembangan moral memang mesti ditanamkan. Jadi PMP bukan mata pelajaran baru, bukan sebagai tambahan tapi diganti lagi dari pendidikan kewarganegaraan, untuk masalah materi masih berkaitan. Untuk SDM nya guru siap, guru Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan (PPKN) banyak. Kalau jaman dulu PMP itu sebagai dasar pelatihan siswa, ada siswa baru masuk diberikan pelatihan PMP. Bahkan untuk masuk kerja sebagai tes, dilaksanakan penataran PMP sebelum bekerja,” beber Herman.
Selain dukungan positif dari berbagai pihak, menghidupkan lagi PMP juga mesti disokong dengan sikap penindak lanjutan dari pemerintah. Menurutnya, nilai moral ditengah era globalisasi ini juga menjadi tantangan tersendiri dalam penerapannya.
“Kemendikbud menindaklanjuti serius kemunculan PMP, karena di tengah tantangan globalisasi yang begitu kuat, sekarang ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Dulu, kekhawatiran itu masih dibentengi dengan PMP, tapi kini nilai luhur sudah digeser dengan masuknya budaya asing,” pungkasnya.