beritasebelas.com,Palembang – Dalam rangka kegiatan pengelolaan koleksi Museum melalui DAK non fisik BOP MTB tahun anggaran 2020, Museum Negeri Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar kegiatan kajian koleksi “ Menelusuri Jejak Perjuangan Mayjen TNI (Purn) dr Ak Gani,” Rabu (22/7) di aula Museum Negeri Sumsel.
Dengan narasumber Kepala Museum dr AK Gani, Priyanti Gani, SH , Sejarawan Sumsel yang juga Dosen program studi pendidikan sejarah Universitas Sriwijaya (Unsri) Drs Syafruddin Yusuf, M.Pd. Ph.D, Sejarawan Sumsel, Kemas Ari Panji Msi, Guru sejarah SMA Negeri 11 Palembang, Hj Rita Nefrida, S.Pd, MM, Jurnalis Sumsel Dudy Oskandar.
Kepala Museum Negeri Sumsel H Chandra Amprayadi, SH dalam sambutannya yang di bacakan Kasi Koleksi dan Konservasi Museum Negeri Sumsel, Kurator Museum Negeri Sumsel dan Tim Ahli Cagar Budaya Provinsi Sumsel, Syamsudin S.S mengatakan, Museum Negeri Sumsel menggelar kegiatan pengelolaan koleksi Museum melalui DAK non fisik BOP MTB tahun anggaran 2020, dan mengangkat enam tema yaitu Rumah Tradisional Sumatera Selatan, Sarana Transportasi Tradisional Sumatera Selatan, Pengobatan Tradisional Dalam Kajian Koleksi Museum Negeri Sumatera Selatan, Ekonomi Islam Dalam Kajian Koleksi Museum Sumatera Selatan, Ekonomi tradisional Pengolahan Hasil Bumi dan Menelusuri Jejak Perjuangan Mayjen TNI (Purn) dr Ak Gani.
“Kelima kajian sudah kami laksanakan sudah dua kali rapat, baru satu kali rapat dan ini kajian terakhir akan kami laksanakan,” katanya.
Kajian koleksi museum tersebut menurutnya melibatkan berbagai narasumber dari berbagai kalangan, antara lain akademisi dari Univesitas Sriwijaya, UIN Raden Fatah Palembang, Universitas Muhammadiyah Palembang dan Universitas PGRI Palembang.
Selain itu melibatkan pengelola Museum dr AK Gani, Asosiasi Guru Sejarah Sumsel, Peneliti dari Balai Arkeologi Sumsel, Peneliti dari Balai Kajian Tehnologi Sumsel dan lain-lain.
“Kegiatan ini selaras dengan visi dan misi Museum Negeri Sumatera Selatan, khususnya berkaitan dengan penelitian dan pengkajian koleksi, hasil kajian koleksi ini akan kami kemas dalam bentuk buku kajian yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan Museum Negeri Sumatera Selatan, khususnya dalam bidang pengelolaan koleksi dan publikasi museum,” katanya.
Selain juga dapat menjadi referensi bagi peneliti museum, khususnya terkait dengan tema kajian di maksud. Sedangkan Sejarawan Sumsel yang juga Dosen program studi pendidikan sejarah Universitas Sriwijaya (Unsri) Drs Syafruddin Yusuf, M.Pd. Ph.D menjelaskan dalam membuat buku mengenai dr AK Gani ini harus punya target berapa halaman, sehingga bisa menyesuaikan dengan isi yang akan ditulis dengan jumlah halaman yang dibutuhkan.
“Pada dasarnya apa yang disampaikan sangat lengkap dari kehidupan pak Ak Gani, namun barang kali untuk data sebanyak ini sulit kita dapatkan apalagi sumber primer, kalau saya melihat karena ini mengenai perjuangan dr Ak Gani, itu mungkin bisa lebih simpel, sebab kalau sebanyak ini orang bacanya males yang penting ini buku, orang bacanya senang, pesan kita sampai, kalau sudah sangat panjang melihat tebal buku orang sudah sangat malas,” katanya.
Jika melihat perjuangan dr Ak menurutnya beberapa point penting perlu di masukkan, yaitu harus sampaikan biografi singkat dr AK Gani, lalu baru masuk tentang perjuangan dr AK Gani baik nasional dan lokal.
“Intinya perjuangan pak Ak Gani dimasa apa tinggal memasukkan point-pointnya, ,” katanya.
Kepala Museum dr AK Gani, Priyanti Gani, SH yang juga putri dr Ak Gani mengaku memiliki kesan tersendiri terhadap sosok dr Ak Gani dan sempat menceritakan kehidupan masa kecilnya bersama dr AK Gani.
“dr Ak Gani mengatakan, kalau komoditi karet Sumatera Selatan yang akan ditonjolkan dan kita tidak perlu lagi meminta dengan pusat, kita bisa berdiri sendiri, kita punya padi, punya karet, batubara , saya juga sempat di ajak ke pabrik ban yang hampir jadi dan kami sering ke Pulau Kemaro,” katanya.
Priyanti mengaku dirinya adalah anak perempuan yang paling di sayang dr AK Gani,” Masa itu sangat indah sekali, “ kata Priyanti.
Sejarawan Sumsel, Kemas Ari Panji, M.Si mengusulkan dalam penulisan ini perlu adanya biografi singkat dr Ak Gani disamping itu Kemas Ari Panji sepakat dalam pembuatan buku ini jangan mengulang seperti buku-buku pengenai dr Ak Gani yang sudah ada.
Kemas Ari Panji setuju jika dalam penulisan buku dr Ak Gani perlu memasukkan sejarah lain mengenai dr Ak Gani yang selama ini tidak muncul ke masyarakat.
“Orang tidak banyak tahu kalau dr Ak Gani jago buat puisi, makanya kami tuliskan sesuatu yang berbeda, ini menurut saya pilihan-pilihan mana yang akan kita lakukan,”katanya.