****
beritasebelas.id, Baturaja – Kabupaten Ogan Komering Ulu menuntaskan Rangkaian Webinar Literasi Digital yang digelar Kementerian Kominfo RI, Jumat ( 26/11/2021). Webinar yang digelar beberapa bulan terakhir ini bertema Bijak Bermedia Sosial: Jangan Asal Sebar Di Internet.
Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Dirjend Aptika Kementerian Kominfo Republik Indonesia ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.
Dalam kegiatan ini, Gubernur Sumatera Selatan, H. Herman Deru, juga memberikan sambutan yang positif terhadap kegiatan literasi digital yang diselenggarakan di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Beliau mengharapkan agar kegiatan ini dapat berdampak positif dalam kegiatan masyarakat yang saat ini dituntut untuk lebih sering menggunakan perangkat teknologi. Dengan literasi digital diharapkan masyarakat memiliki tanggung jawab dalam menggunakan internet dan memahami keamanan dalam bertransaksi didunia maya.
Pada webinar yang menyasar target segmentasi siswa/I MTs Al-Azhar Center OKU kali ini sukses dihadiri 200 peserta dari 842 pendaftar. Hadir sebagai narasumber pada webinar kali ini antara lain Dionni Ditya Perdana, M.I.Kom Akademisi dan Peggiat Media Sosial, Fadli Afriadi, SP., MM Pembelaja, Trainer, Konsultan, dan Entrepreneur. Kemudian Ikang Putra Anggara, M.Si. dosen prodi Ilmu Pemerintahan Universitas Baturaja, Jhoni Zulqonidi, S.I.P. guru dan Kepala Sekolah MTs Al-Azhar Center Ogan Komering Ulu serta @dieva_ipeh seorang designer sekaligus berindak selaku Key Opinion Leader (KOL).
Dionni Ditya Perdana mengungkapkan, sebagian besar penduduk Indonesia sudah familiar dengan internet. Hal ini ditunjukkan oleh data survei dimana pengguna internet dan media sosial sangatlah tinggi. Namun ternyata informasi di internet tidak serta merta dapat dipercaya, meskipun internet dijadikan rujukan utama ketika mencari tahu informasi.
Tapi banyak juga informasi yang tidak jelas sumbernya dan mungkin juga tidak bertanggungjawab. “Hal ini kemungkinkanan disebabkan oleh mudahnya semua orang menjadi produsen suatu berita melalui media sosial,” Ujarnya.
Ditambahkan Fadli Afriadi terkait materi Keamanan Digital. Menurutnya digital safety penting, Karena internet adalah bagian dari dunia kita. Masyarakat banyak berhubungan dengan internet oleh karena itu penting untuk memahami keamanan dalam berinteraksi di dunia maya/internet. Perkembangan manfaat media sosial antara lain, sebagai media pembejaran (berbagi informasi), meningkatkan wawasan, silahturahmi maupun dapat dijadikan sarana mencari uang.
“Saya berdagang dan promosi melalui media sosial. Bagaimana keamanan media sosial? Semua media sosial pada dasarnya punya aturan-aturan privasi. Nah kita bisa atur media sosial kita siapa saja yang bisa berteman, siapa saja yang dapat menandai dll. Intinya kita dapat dengan hati-hati memanfaatkan media sosial untuk hal-hal yang positif,” Jelasnya.
Sementara, narasumber lain, Ikang Putra Anggara, menjelaskan Budaya Digital. Menurutnya Di era digital seperti sekarang ini sudah banyak budaya digital yang terbentuk salah satunya adalah pembelajaran daring. Ditambah lagi karena pandemi maka pembelajaran daring menjadi sangat familiar, hal ini sejatinya dalah sisi baik penggunaan internet untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi manusia. Walaupun internet banyak membantu akan tetapi harus diingat bahwa internet juga memiliki dampai positif dan negatif. Dampak positifnya antara lain terhubungan dengan dunia luar dapat dilakukan dengan cepat, mobilitas tinggi, lebih mudah dalam bekerja tim.
” Namun dampak negatifnya adalah pengguna internet cenderung tertutup dengan pergaulan/kehidupan sosial, kecanduan tekologi digital, hanyut dengan kenikmatan dunia maya, dll. Oleh karena itu yang harus kita ingat gunakanlah internet dan media sosial untuk hal-hal yang baik. Terutama yang dapat mengatasi masalah manusia, bukan menimbulkan masalah baru,” Ungkapnya.
Kepala MTs Al-Azhar Center Baturaja, Jhoni Zulqonidi menambahkan pengguna internet juga harus memahami batasan batasan, yakni Etika digital yang juga seriing disebut dengan netiket yang artinya etika dalam berkomunkasi dalam internet. Dalam arti lain dapat diartikan sebagai tata krama atau kesopan santunan yang harus diperhatikan dalam pergaulan, agar hubungan selalu baik. Oleh karena itu karena media sosial adalah bagian dari aktivitas kita sehari-hari maka menjunjung tinggi netiket adalah wajib hukumnya.
“Lebih dari itu kita harus pahami aturan dasar dalam internet agar netiket dapat terwujud beberapa diantaranya adalah harus disadari bahwa yang berinteraksi di internet adalah manusia, kenali aturan main internet dan media sosial, norma yang berlaku di dunia nyata juga berlaku di internet, tampilkan rekam jejak yang baik, dan menghargai privasi orang lain,” Tukasnya.
@dieva_ipeh sebagai Key Opinion Leader dalam webinar kali ini, menekankan bahwa seharusnya semua orang tahu, karena semua orang pegang hp, jadi sangat penting kegiatan-kegiatan edukasi seperti literasi digital ini. Ada pengalaman ketika ayah saya saat itu kurang sehat, sebelum meninggal dunia rasa dan pikirannya mungkin sudah kurang baik, sehingga akhirnya tidak sengaja klik situs dan ternyata di hacker.
Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Salah satunya yaitu Ricky Putri bertanya tentang kebebasan share berita. Dimana menurut para Narasumber terlebih dahulu pahami watak manusia, karena ada yang mau paling utama dalam membagikan berita. Misalnya ada pelajar yang share berita viral, yang berbahaya adalah kaum gaptek yang mungkin adalah orang tua, misalnya ada yang meninggal dunia karena vaksin, akhirnya membuat orang tidak mau vaksin.
” Pemerintah punya banyak portal untuk cek kebenaran atau fakta berita, oleh karena itu cek dulu kebenaran beritanya sebelum dishare ke orang lain,” Pungkas para Narasumber.
Webinar ini merupakan penutup dari rangkaian 23 kali webinar yang diselenggarakan di kabupaten Ogan Komering Ulu. sebanyak lebih kurang 15.000 orang di kabupaten Ogan Komering Ulu sudah diliterasi digital, jumlah tersebut sudah melebihi dari target yang disusun oleh Kementerian KOMINFO RI yakni sekitan 13.000 orang. Artinya bahwa masyarakat OKU sangat antusias dengan kediatan edukasi tersebut, Semoga masyarakat Ogan Komering Ulu semakin cakap digital.