Berita Sebelas.com, Palembang
Hari Jum’at selalu di tunggu oleh pedagang, karena pada hari tersebut umat Islam akan memenuhi Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang untuk menunaikan ibadah sholat Jum’at. Para pedagang sudah membuka lapaknya mulai pukul 10.30 pagi hingga pukul 14.00 siang, di halaman masjid, mereka terdiri dari para pedagang pakaian bekas.
Salah seorang pedagang pakaian bekas Zaini, mengatakan setiap hari Jumat selalu menggelar lapak di Masjid Agung, dikatakanya pakaian bekas yang dijualnya didapat dari membeli di Jambi. “Semua pakaian bekas yang dijual ini kebanyakan dari luar.
Ia mengungkapkan, tiap kali membeli pakaian bekas dalam hitungan partai besar. Satu bal pakaian bekas itu dibeli dengan harga Rp 500ribu-Rp800ribu. “Tapi itu belum disortir, seperti beli kucing dalam karung. Kalau banyak barang yang bagus bisa dijual dengan harga lebih tinggi,” katanya.
Ditambahkannya semua pakaian bekas berupa baju kaos, celana, kemeja dan jaket selalu laku dijual setiap hari Jumat. “Kami buka cuma tiap hari Jumat, sebelum sholat sampai setelah sholat,” imbuhnya.
Harga yang ditawarkan, sesuai dengan kondisi dari pakaian bekas tersebut. “kalau yang belum kami sortir masih harga standar saja, untuk baju kaos Rp15 ribu, untuk jaket Rp 40 ribu, sedangkan untuk celana Rp 45 ribu. Tetapi, jika sudah kami sortir maka beda harganya, lebih tinggi dari harga yang belum di sortir,” tuturnya.
Dalam satu hari berjualan, dirinya mengaku bisa mendapatkan omzet hingga Rp 2 juta. “Itu saya jualan cuma pada hari Jumat saja, kalau hari biasa pindah ke bawah Jembatan Ampera.
Feri, salah satu warga Palembang yang melaksanakan sholat Jumat sholat di Masjid Agung mengaku, bahwa pasar pakaian bekas adalah pasar yang sangat bersahabat dengan masyarakat kecil sampai menengah. Karena, harga yang terjangkau bisa membuat banyak orang memburunya.
“Kami merasa pakaian yang ada di sini kualitasnya masih sangat layak untuk digunakan. Apalagi harganya yang terjangkau serta produknya pun juga masih sangat bagus.” katanya.(qis)