****
beritasebelas.id, Palembang – Fasilitas lampu penyebrangan khusus pejalan kaki yang berada di Jalan Jendral Sudirman tepatnya dibawah stasiun LRT Cinde Palembang dinilai saat ini masih kurang sosialisasi.
Paopao selaku pejalan kaki yang sering melewati kawasan tersebut mengeluhkan kesadaran masyarakat terutama para pengendara yang tidak mengindahkan rambu tersebut.
“Hampir tiap hari lewat sini karena saya pulang pergi naik bus, jadi akses untuk ke halte teman bus cinde itu harus nyeberang dulu. Kendalanya lama nyebrang karena dari pengendara motor atau mobil yang lewat suka ngga ngasih jalan,” tuturnya.
Dirinya juga mengatakan bahwa banyak pengendara yang tidak patuh terhadap hak-hak pejalan kaki terutama bagi orang-orang yang ingin menyeberang di kawasan tersebut.
“Jalan Jenderal Sudirman ini kan padat sekali pengendara apalagi di jam-jam sibuk, pasti macet. Nah orang yang nyebrang itu terkadang nyari cela disaat motor dan mobil itu berhenti karena macet, banyak juga yang ngebut di jalan tersebut,” lanjutnya.
Paopao menjelaskan bahwa saat ini fasilitas umum seperti lampu penyeberangan khusus pejalan kaki tersebut merupakan fasilitas yang tujuannya untuk memberi akses pejalan kaki untuk menyeberang.
“Tapi meskipun lampunya hijau untuk pejalan kaki, tetap saja diterobos oleh mereka. Kalau sikap pengendara tidak mengindahkan saya juga kurang tahu alasan pastinya atau mereka tidak paham dengan rambu tersebut,” tambahnya.
Sebelum menyeberang jalan, dikatakan Paopao jika para pejalan kaki diwajibkan menekan tombol untuk menyeberang jalan.
“Nanti setelah menekan tombol, akan dikasih waktu selama kurang lebih 30 sampai 60 detik untuk pejalan kaki menyebrang. Nah kita nunggu sampe satu menit mereka tidak stop juga,” lanjutnya.
Selain karena kurangnya kesadaran dari pengendara, Paopao menilai bahwa kondisi ini juga dikarenakan kurangnya informasi yang sampai ke masyarakat terkait cara menggunakan fasilitas lampu penyebrangan khusus pejalan kaki tersebut.
“Kalau dilihat dari kondisi jalannya, kayaknya kurang cocok ditempatkan di sana karena kondisinya itu jalan protokol. Bahaya aja kalau pengendara tidak mengindahkan rambu ditambah masyarakat yang tidak tahu gimana menggunakan fasilitas umum tersebut,” keluhnya.