****
beritasebelas.id, Baturaja – Tak hanya membahas kreativitas dan nilai-nilai kesopanan dalam ruang digital. Rangkaian webinar literasi digital yang digelar Kominfo RI di Kabupaten Ogan Komering Ulu Pada Jumat (29/10/2021) juga membahas nilai-nilai Pancasila Diera Digital, sekaligus menjadi tema webinar kali ini.
Kegiatan massif diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI, bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif serta tetap mengedepankan nilai-nilai Pancasila. sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.
Dalam kegiatan ini, Gubernur Sumatera Selatan, H Herman Deru, SH, MM memberikan sambutan positif terhadap kegiatan literasi digital yang diselenggarakan di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Herman Deru mengharapkan agar kegiatan ini dapat berdampak positif dalam kegiatan masyarakat yang saat ini dituntut untuk lebih sering menggunakan perangkat teknologi.
Webinar menyasar target segmentasi mahasiswa, sukses dihadiri 130 peserta dari 800 pendaftar. Hadir sebagai narasumber yakni Titik Nurpita Dewi, S.P, S.Pd, M.Pd merupakan praktisi pendidikan, kemudian Dezty Su, seorang food photographer dan owner BnBe studio. Narasumber lain, Eva Susanti, M.Si, Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Baturaja, dan guru SMP Negeri 20 Ogan Komering Ulu.
Dikatakan Titik Nurpita Dewi, S.P, S.Pd, M.Pd banyak hal dapat dilakukan pelajar agar menjadi pelajar Pancasilais, pertama adalah saling menghormati dan menghargai kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian kedua mandiri dan bertanggungjawab, terutama bertanggungjawab dalam ruang digital.
“Dengan ini diharapkan pelajar dapat berperilaku baik dalam menggunakan media sosial,” ujar Titik.
Sementara Dezty Su, menyebutkan ada konsekuensi saat seseorang menampilkan informasi pribadi pada media sosial. Sehingga sikap kehati-hatian sangat diperlukan. Saat ini keamanan digital sudah ditingkatkan oleh penyedia layanan seperti email dan aplikasi-aplikasi digital lainnya.
“Tujuannya Sebagai upaya menjaga keamanan aplikasi digital masing-masing, kemudian ada beberapa konten yang dinilai bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila bisa di blok. Selain itu kita juga perlu melakukan perubahan pin dan sandi secara berkala agar akun kita tidak diretas dan dimanfaatkan untuk hal hal buruk,” ungkapnya.
Ditambahkan Eva Susanti, M.Si, Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Baturaja, untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila diruang digital dimulai dari etika di dunia digital. Hasil survey microsoft menyatakan bahwa nitizen Indonesia menduduki posisi tertinggi se Asia Pasifik untuk angka ketidaksopanan di media sosial, padahal secara adat orang Timur Indonesia merupakan negara dengan penduduk yang sangat sopan.
“Oleh sebab itu, perlu ada perubahan sikap dalam media sosial dengan cara mengutamakan nilai-nilai kesopanan seperti tidak membully. Kemudian tidak berkata kasar dan intoleransi terhadap kepercayaan dan suku yang lain serta mengutamakan nilai-nilai persatuan bangsa,” jelasnya.
Guru SMP Negeri 20 Ogan Komering Ulu, Suyadi S.Pd, menambahkan saat ini digital menjadi budaya baru di tengah masyarakat. Penanaman nilai-nilai Pancasila dalam perubahan budaya digital sangat penting. Karena nilai-nilai Pancasila adalah cerminan dari pribadi bangsa Indonesia.
“Oleh sebab itu, dalam menghadapi arus globalisasi digital seperti ini, perubahan pola pikir tentang penggunaan digital juga harus dibatasi dengan nilai nilai Pancasila,” ujarnya.
Peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Salah satunya dari Rini Oktaviani, menanyakan cara mengedukasi masyarakat agar perlindungan data pribadi menjadi prioritas.
Dimana menurut Dezty Su, hal ini merupakan tanggungjawab seluruh kalangan, contohnya kegitan webinar ini merupakan bagian dari kita untuk mengedukasi masyarakat.
Sedangkan Key Opinion Leader (KOL) Erisa Fadilla seorang MC dan konten kreator instagram membagikan pengalamannya tentang bagaimana membaca peluang, sehingga harus lebih kreatif dalam memanfaatkan dunia digital.
Webinar ini merupakan satu dari rangkaian 23 kali webinar yang diselenggarakan di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Masyarakat diharapkan dapat hadir pada webinar-webinar yang akan datang.