
****
beritasebelas.id, Palembang – Program Sekolah Gratis (PSG) yang diubah menjadi Program Sekolah Berkeadilan (PSB) oleh Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru tidak berjalan lancar.

Pasalnya, sudah setengah tahun ini aliran dana PSB untuk sekolah khususnya tingkat SMA mandek. Padahal, dana PSG atau PSB ini sangat bermanfaat untuk melengkapi fasilitas dan mendukung proses belajar mengajar siswa di sekolah.
Dana PSB ini dikucurkan sesuai dengan jumlah siswa di sekolah tersebut yang sudah terdaftar di Dapodik. Dengan rincian sekitar sekitar Rp700 ribu-Rp1 juta per siswa per tahun.
“Untuk rinciannya lupa, tapi dana itu dimanfaatkan untuk siswa kita sesuai data sebelumnya 1.113, terbaru 1.325,” kata Kepala Sekolah SMA Negeri 13 Ridwan Nawawi, Selasa, 22 November 2022.
Ridwan mengatakan, dana PSG atau PSB ini terakhir dibayarkan oleh pemerintah provinsi Sumsel pada Mei 2022 lalu.
“Sudah 5-6 bulan ini belum dibayarkan, padahal kita sudah serahkan semua syarat pengajuan pembayarannya,” katanya,
Ridwan mengatakan, karena dana telat cair sudah berbulan-bulan ini, pihak sekolah tidak punya pilihan lain untuk membayar keperluan sekolah.
“Terpaksa nombok, karena dana itu digunakan sesuai juknis seperti untuk pembayaran honor, penambahan operasional, kegiatan lomba siswa, dan lainnya yang tidak tercover oleh dana BOS,” katanya.
Sebelumnya Gubernur Sumsel Herman Deru pernah mengatakan bahwa, perubahan PSG menjadi PSB lebih kepada penyempurnaan aturan dan karakteristik sesuai kondisi sekolah masing-masing.
Pihaknya bahkan tidak akan mengubah dana anggaran program tersebut sebesar Rp700 ribu per tahun per siswa, yang artinya masih disupport sekitar 68 ribu perbulan.
“Bagaimanapun program ini kebanggaan warga Sumsel jadi kita sempurnakan lebih baik lagi,” pungkasnya.