
****
beritasebelas.id, Palembang – SMP Negeri 7 Palembang merencanakan akan menggelar perpisahan. Berdasarkan kesepakatan OSIS, setiap siswa yang mengikuti perpisahan dikenakan biaya Rp200 ribu.
“Iya ada sumbangan perpisahan sekolah. Awalnya Rp150 ribu, kemudian naik menjadi Rp200 ribu. Jumlah ini cukup besar bagi orang tua karena perpisahan hanya digelar di halaman sekolah,” ujar salah satu orang tua siswa yang tidak mau disebutkan namanya.
“Katanya juga untuk biaya ijazah dan fotokopi juga sekalian, jadi tidak bayar lagi. Kalau yang tahun lalu lalu masih membayar,” sambungnya.
Saat dikonfirmasi, Guru SMPN 7 Irfany, SPd, MSi, didampingi Waka Humas Muhamad Indrian, SPd, mengatakan, OSIS tugasnya merangkum kegiatan siswa. Salah satu programnya pelepasan atau perpisahan siswa.
“Jadi semua kegiatan itu dihimpun oleh OSIS, kita sebagai guru memantau, selama kegiatan itu baik maka tidak ada masalah, kami persilahkan,” ujar Irfany, Jumat, 23 Februari 2024.
Setelah melakukan rapat, OSIS memutuskan dana perpisahan itu diminta Rp200 ribu siswa dengan catatan siswa yang kategori tidak mampu kategori yatim piatu, piatu atau yatim tidak dibebankan.
“Anak yatim piatu, anak yatim, anak piatu, kurang mampu kita subsidi silang. Itu dibantu karena seperti itulah yang selama ini dilakukan SMPN 7, karena kami menyadari tidak semuanya mampu. OSIS ingin melanjutkan kegiatan yang selama ini sudah berjalan. Kami sebagai dewan guru mempersilahkan bekerja sama dengan komite sekolah. Dewan guru tidak ikut campur, kami hanya memantau saja bagaimana progresnya,” katanya.
“OSIS membuat perpisahan dengan membuat surat pernyataan dari orang tua. Tanda tangan orang tua setuju atau tidaknya, itu ditandatangani oleh orang tuanya. Jadi kegiatan perpisahan itu dari mereka untuk mereka, jadi mereka menyampaikan kegiatannya kepada kita. Bagi anak yang tidak mampu tidak usahlah dipaksa, tidak diminta,” tambahnya
Dia menuturkan, bagi siswa yatim piatu, siswa kurang mampu bisa langsung menemui wali kelasnya. Sehingga wali kelas bisa melapor dan kalau ada kendala bisa dibicarakan.
“Jadi selama ini SMP 7 kalau untuk anak-anak yang tidak mampu itu kami bantu. Tidak usah ditakutkan anak-anak tidak mampu kalau tidak mampu ya sudah kita bantu, percayalah. Insya Allah anak-anak dibantu oleh komite sekolah, tidak ada masalah, mudah-mudahan tidak ada masalah,” tuturnya.
Dia meminta wali kelas anak siswa yang sudah yatim dan tidak mampu sudah dipetakan. Kita tunggu orang tuanya untuk melapor. Orang tuanya melapor ke sekolah kalau tidak mampu.
“OSIS sudah kami sampaikan untuk anak-anak yang tidak mampu harus dipikirkan juga. Kalau ada yang terbentur masalah dana cepat disuruh orang tuanya ke sekolah temui wali kelasnya. Untuk tanggal perpisahannya kami belum tahu karena ujian belum. Jadi perpisahan itu baru rencana,” katanya.