****
beritasebelas.id, Palembang – Kurikulum merdeka belajar yang saat ini diterapkan oleh sekolah sebagai implementasi dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI dianggap kepala sekolah sebagai hak yang tak asing lagi.
Diantara pihak yang paling merasakan manfaatnya adalah Kepala SMP Negeri 1 Palembang, Hj Hastia, S.Pd, MSi.
Lantaran, Kepsek tersebut telah menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar untuk anak didiknya di sekolah
Sebagai Kepsek, Hastia merasakan dampak dari implementasi Kurikulum Merdeka, dari proses pembelajaran di sekolah, dimana pembelajaran terasa lebih bermakna, terpusat dan berpihak pada siswa.
“Kami tidak aneh lagi dalam suatu pelajaran melihat siswa diberi kebebasan untuk mengeksplorasi sesuatu yang mereka ketahui kemudian menyampaikan dalam presentasi, berbagi dengan teman-temannya,” ungkap Kepsek Hastia melalui Wakil Kurikulum SMPN 1 Palembang, Nurjanah, M.Pd, Rabu 27 Juli 2022.
Dikatakannya bahwa, guru-guru dapat melakukan asesmen diagnostik, mereka juga berkolaborasi dengan guru lain untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki oleh seorang anak.
“Di kurikulum merdeka ini terbagi menjadi dua, yaitu pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar 25% total JP per tahun,” ujarnya.
Jadi di kelas VII pada kurikulum merdeka, setelah mata pelajaran intrakurikuler ada enam jam tiap hari, setelah jam istirahat penerapan project. Untuk SMPN 1 mengambil sesuai dengan yang diperlukan untuk siswa.
“Pertama, kita mengambil tentang kearifan lokal mengenai pakaian tradisional dari pakaian tradisional ini kita berharap dari prodak yang dikerjakan siswa berupa gandik dan tanjak itu lagi proses pembuatannya dan sudah berjalan satu minggu siswa belajar,” ucapnya.
Menurut dia, adanya kurikulum merdeka ini guru semakin intens untuk melakukan pelatihan di sekolah [in-house training], kadang berdiskusi di luar in-house training, menentukan langkah-langkah apa saja yang harus mereka persiapkan untuk diterapkan nanti di dalam kelas.
“Untuk di SMP penerapan kurikulum merdeka ini hanya di kelas 7 sedangkan kelas 8 dan 9 masih menggunakan kurikulum 2013, kita memilih kurikulum merdeka kedua yakni merdeka berubah,” tambahnya.
Karena ini merupakan kurikulum baru tentu ada nilai plus dan minusnya dirinya belum berani mengatakannya semua masih dalam tahap proses, tetapi tanggapan dari guru – guru dan siswa positif.
Sementara itu, Kepala SMP Negeri 5 Palembang Nursiah Lelawati mengatakan kebijakan Pemerintah yang meluncurkan kurikulum merdeka memberi energi positif dan dukungan yang hebat dari berbagai pihak.
“Saya selaku guru/kepala sekolah sangat merasakan manfaatnya. Mengapa demikian kepala sekolah dan guru bersinergi untuk menjawab tantangan pendidikan,” ujarnya
Menurutnya selama ini guru yang kurang kreatif dan semangat untuk berubah dan mengembangkan diri terutama di bidang IT menjadi melek karena harus menjawab tantangan pendidikan.
Begitu juga kata Nursiah, Kepala sekolah harus pandai berstrategi agar guru mau berubah.
Kebetulan sekolah saya menerapkan kurikulum merdeka mandiri berubah.
“Alhamdulillah para guru dengan dipaksa mau diajak berubah untuk belajar memanfaatkan aplikasi platform merdeka mengajar. Guru bisa belajar mandiri untuk pengembangan dirinya,” tegasnya.
Oleh karena itu kata Nursiah, Guru akan mengajar dengan pembelajaran yang berpihak pada siswa. Sehingga tujuan pendidikan untuk membentuk badan penghasil profil pelajar Pancasila akan terwujud .