
****
Caption :
beritasebelas.id, Palembang – Gagal ginjal akut misterius pada anak yang disebabkan oleh obat sirup merk paracetamol kini menjadi ke khawatiran bagi semua pihak.

Ikatan Dokter Anak Indonesia Sumatera Selatan (IDAI Sumsel) Julius Anzar mengatakan bahwa sebenarnya penggunaan obat paracetamol bagi anak tetap dianjurkan.
“Untuk sementara waktu, konsumsi paracetamol dalam bentuk tablet yang digerus pakai air dulu sampai hasil penyelidikan kandungan paracetamol sirup ini menemukan titik terang,” katanya.
Julius Anzar mengatakan bahwa hal tersebut baik dilakukan untuk menghindari resiko gagal ginjal akut karena khawatir kandungan atau komposisi pelarut paracetamol.
“Karena kan khawatir komposisi pelarut paracetamol itu terindikasi zat berbahaya seperti bagaimana obat tersebut dilarutkan bersama paracetamolnya, bukan paracetamolnya yang berbahaya. Ini masih diteliti dan selama dalam penelitian, IDAI ikut mematuhi imbauan Kemenkes,” kata dia.
Dirinya menjelaskan bahwa saat ini permasalahan tersebut masih dalam proses penelitian oleh tim yang melibatkan Balai Besar Pemeriksa Obat dan Makanan (BBPOM).
“Uji klinis ini melibatkan dinkes dan BBPOM, sekarang masih melakukan penelitian dan akan diumumkan mana obat berbahaya dalam waktu dekat,” ujarnya.
Kondisi gagal ginjal akut pada anak atau dikenal Acute Kidney Injury (AKI) secara medis yang saat ini dalam tren progresif aptikal rentan menyerang anak usia dibawah lima tahun (balita). Namun hingga sekarang penyebab pasti kasus itu muncul belum dapat diumumkan.
“Karena di Jakarta kebanyakan kasusnya asalah anak-anak yang sehat tidak bergejala, tetapinsaat perawatan kondisi terus menurun dan ditemukan kerusakan ginjal mengakibatkan gagal ginjal,” jelas dia.
Berdasarkan Surat Edaran (SE) Kemenkes Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak belum dicabut pemerintah pusat, langkah pertama dalam pencegahannya adalah dengan mengikuti semua instruksi.
“Semua obat sirup seluruhnya tidak dikonsumsi dulu, karena kondisi saat ini belum pasti. Sampai keputusan BBPOM final dalam menentukan obat, kita lakukan pencegahannya dengan konsumsi tablet,” timpalnya.
Sementara itu, Kepala BBPOM Palembang Zulkifli mengatakan bahwa kandungan bahaya obat sirup yang ramai dibahas merupakan jenis pelarut produksi India dan saat ini Indonesia tidak memproduksi.
“Sesuai informasi WHO, salah satu jenisnya adalah Promethazine Oral Solution dan Kofexmalin Baby Cough Syrup. Walaupun Indonesia tidak produksi, BBPOM melakukan pengawasan komprehensif pre dan post market terhadap produk obat yang beredar,” tutupnya