Tanamkan Nilai-Nilai Pancasila Diruang Digital

| |

Kop
Bagus

****

beritasebelas.id, Baturaja – Beberapa tahun terakhir perkembangan digital semakin pesat, terutama pengguna internet semakin banyak. Banyak pihak memprediksi kemajuan era digital ini menjadi salah satu media perang tanpa senjata atau proxy war dan membahayakan jika tidak digunakan dengan bijak.

Untuk itu di berbagai kesempatan digunakan untuk penguatan nilai-nilai Pancasila di tengah perkembangan internet semakin maju seperti saat ini. Salah satunya pada rangkaian webinar literasi digital di Kabupaten Ogan Komering Ulu yang di gelar Kominfo RI pada Jumat (15/10/2021) bertema Kreatif Lestarikan nilai-nilai Pancasila Diera Digital.

Kegiatan massif yang di inisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.

Dalam kegiatan ini, Gubernur Sumatera Selatan, H Herman Deru, SH, MM memberikan sambutan positif terhadap kegiatan literasi digital yang diselenggarakan di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Beliau mengharapkan agar kegiatan ini dapat berdampak positif dalam kegiatan masyarakat yang saat ini dituntut untuk lebih sering menggunakan perangkat teknologi.

Pada webinar menyasar target segmentasi mahasiswa sukses dihadiri 280 peserta dari 650 pendaftar. Hadir sebagai narasumber nasional yakni Dr Kiman Siregar, S.TP, M.Si, IPU dosen Universitas Syah Kuala dan Praktisi Bisnis UMKM IKM, Dr Agustina M. Purnomo, SP, M.Si. (Dosen Universitas Djuanda), Angga Wibowo Gultom, S.B.M, M.Si. Dosen Universitas Baturaja dan praktisi UMKM OKU, dan Dra Diana Ariani Guru SMAN 5 Ogan Komering Ulu.

Kiman Siregar, S.TP, M.Si, IPU mengungkapkan, sebagai masyarakat Indonesia dan generasi penerus harus dapat melestarikan nilai-nilai Pancasila dalam ruang digital. Pada Sila pertama yakni nilai ketuhanan, yang harus bertakwa kepada tuhan, harus saling menghormati dan tidak memaksakan suatu agama ke agama lain.

Yang kedua nilai kemanusiaan, kita harus tolong menolong dan saling mengakui persamaan hak dan persamaan kewajiban, harus saling mencintai, mengembangkan sikap tenggang rasa dan saling bekerja sama.

“Begitu juga pada Sila ketiga persatuan, sebagai negara kepulaauan dan terdiri dari banyak budaya kita harus bersatu dan berkoban demi tanah air tercinta. mengutamakan kepentingan bersama, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Dan terakhir nilai keadilan, kita harus saling membantu dan gotong royong,”ujar. Kirman pada materinya.

Dr Agustina M Purnomo, Sp. M.Si Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Djuanda, juga berpendapat bahwa Indonesia sangat beragam, oleh karena itu setiap unggahan sesuatu dalam media sosial ingatlah bahwa yang akan melihatnya adalah seluruh dunia dan indonesia. Nilai-nilai pancasila harus diperhatikan dalam memproduksi konten dan mendistribusikan konten. Kalau mau membuat konten harus dilihat akurasi informasinya.

“Jangan sampai misinformasi, disinformasi dan malinformasi. Intinya kita harus teliti sebelum membuat konten. Bicara demokrasi bukan berarti bicara semaunya, dan ingatlah konten harus memberikan kontribusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Yang terpenting selalu ada resiko hukum yang akan kita hadapi dalam ruang digital,” tambahnya.

Oleh karena itu lanjutnya, konten yang harus dihindari misalnya, kesusilaan, perjudian, pemerasan, hoax, sara, dan ancaman kekerasan. Dengan menghidarkan diri dari konten tersebut maka kita akan aman dalam berinternet.

Sementara, Angga Wibowo Gultom, S.B.M, M.Si. menambahkan saat ini digital sudah menjadi budaya. Budaya digital adalah aktifitas manusia yang berhubungan dengan internet, contoh konkrit terkait penerapan budaya digital dalam nilai pancasila di kehidupan agama dalam budaya digital seperti memperingati hari besar keagamaan dengan menggunakan internet.

Kemudian nilai kemanusiaan dalam dunia digital, adalah munculnya platform sosial digital, seperti kita bisa, act dan lain-lain. Nilai persatuan termuat dalam pentas kesenian online/ virtual, nilai kerakyatan tetap terlaksana dalam diskusi rapat virtual, misalnya musyawarah mufakat, seperti pemilihan RT dan sebagainya.

“Terakhir nilai keadilan dapat dilihat dari aplikasi perizinan yang lebih praktis dalam OSS. Kemudian Tantangan menjadi genarasi pancasila adalah berita bohong. Kita harus pastikan datanya benar atau tidak. Kita harus tahu bahwa ada kepentingan di balik produksi berita bohong,” jelas Angga.

Narasumber terakhir Dra Diana Ariani Guru SMAN 5 OKU terkait etika digital. Dikatakan Diana Etika Digital merupakan tata cara menggunakan internet dengan santun dan terhindar dari hoax. Etika digital akan sangat penting karena dengan sikap atau norma prilaku yang tepat dan bertanggunjawab atas penggunaan sebuah teknologi.

“Pengguna internet yang beradap, cerminan internet yang sehat. Salah satu bentuk penguatan etika pada siswa adalah untuk menanggulangi penyebaran berita bohong di media sosial yang bisa didapatkan melalui mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah. Inti etika digital adalah menghormati, menjaga perasaan dan kenyamanan pengguna lainnya. Peganglah prinsip saring sebelum sharing,” jelasnya.

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Salah satunya Nurhamida Nasution terkait apakah aplikasi e-wallet dapat digunakan untuk jangka panjang?.

Di mana menurut Kiman Siregar pada dasarnya e-wallet tersebut aman digunakan untuk jangka panjang. Tapi perlu diketahui bahwa e-wallet merupakan dompet bukan bank. Jadi jangan menyimpan dana yang besar pada aplikasi e-wallet.

Selain keempat narasumber Key Opinion Leader Rani Untara yang merupakan Momfluincer dan Less waste Enthusiast membagikan pengalamannya tentang penerapan nilai-nilai Pancasila dalam dunia digital. Dengan menjunjung nilai-nilai Pancasila kehidupan kita akan sangat fleksibel, karena pada dasarnya Pancasila dapat diterapkan di mana saja termasuk dalam dunia digital. Menurutnya kita harus bangga dengan Pancasila sebagai pedoman hidup, sehingga Pancasila dapat mewarnai seluruh etika dan perilaku kita dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara.

Webinar ini merupakan satu dari rangkaian 23 kali webinar yang diselenggarakan di kabupaten Ogan Komering Ulu. Masyarakat diharapkan dapat hadir pada webinar-webinar yang akan datang.

print
Sebelumnya

Tawarkan Hunian Representatif, Universitas PGRI Resmikan Wisma Mahasiswa

NPCI Sumsel Dorong Tiga Cabor Unggulan Petik Prestasi di Peparnas Papua

Berikut