Tarik Minat Kaum Milenial, Disbudpar Sumsel Gelar Pagelaran kebudayaan

| |

Kop
Tia

****

beritasebelas.id, Palembang – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sumatera Selatan mengadakan acara Siguntang Fast 2022 di taman bukit siguntang.

Penampilan salah satu pentas seni di Fest 2022 Bukit Siguntang – foto Tia beritasebelas.id

Acara yang digelar sejak Senin, 5 Desember 2022 merupakan event tahunan. Dalam hal ini, Disbudpar Sumsel mengusung tema Siguntang di Mata Milenial.

“Siguntang fast ini adalah even tahuanan dan ini sudah tahun ketiga, jadi untuk tahun ini dilaksanakan selama tiga hari sejak Senin kemarin tanggal 5 Desember dan hari ini hari terkair,” ujar Cahyo Sulistyaningsih, selaku Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Sumsel sekaligus ketua panitia, Rabu (7/12/2022).

Dirinya menjelaskan, pagelaran tersebut bertujuan untuk mengenalkan lebih dalam terkait sejarah bukit siguntang kepada generasi milenial.

“Kalau pagelaran seninya untuk bukit siguntang fast kali ini kan kita mengambil temanya Siguntang di Mata Milenial, itu karena kita ingin mengenalkan jika bukit siguntang ini peninggalan budaya masa sriwijaya,” jelasnya.

Lebih lanjut, dirinya berkata jika siguntag merupakan bagian yang sangat penting dalam sejarah Sumsel. Oleh karena itu pihaknya berusaha memperkenalkan kepada pemuda-pemudi dengan cara membuat pagelaran budaya.

“Ngerti ga mereka sama bukit siguntang ini, apa mereka hanya kenal sebagai bukit hijau saja atau ada apa di bawah itu. Itu sih tujuan kita, dan tujuan lainnya kita juga melakukan pelestarian terhadap situs di Palembang khususnya situs bukit sigungang,” lanjutnya.

Dirinya menerangkan, jika peninggalan masa kerajaan sriwijaya termasuk situs yang berilai penting pada masa itu.

“Karena situs ini merupakan peninggalan masa kerajaan Sriwijaya, dan sebuah situs yang bernilai penting tentunya pada masa itu. Dan dalam sejarah melayu ini Bukit Siguntang memiliki sejarah penting, karena pada masa Sriwijaya kemungkinan ini menjadi salah satu situs keagamaan pada masa kesultanan,” terangnya.

Selain itu, kata Cahyo, ini juga dijadikan sebagai tempat perdamaian jika ada perselisihan antara pusat dan huluan dan sampai sekarang pun masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan.

“Selain itu juga kita manfaatkan sebagai wisata sejarah dan budaya, sampai sekarang masih kita manfaatkan untuk wisata keagamaan, dan selain itu juga kta manfaatka untuk wisata sejarah, dan budaya,” imbuhnya.

Dirinya berkata, intinya proses ini kan ada pengembangan, perlindungan, dan pemanfaatan.

“Nah bagaimana anak-anak muda bisa mengenal siguntang, saat inilah kita kenalkan,” kata Cahyo.

Dirinya menuturkan, selain pentas seni dalam even juga dihadirkan beberapa UMKM.

“Selain ada pentas seni (pensi) kebudayaan, di sini juga ada UMKM nya yang ada di boot boot itu untuk memperkenalkan UMKM Sumsel. Keterlibatan UMKM ada 10 sampai 15 tenan yang didatangkan,” tuturnya.

Dirinya mengungkapkan, generasi milenial dalam even siguntang fast ini cukup antusias.

“Kalau saya lihat sangat atusias ya anak-anak muda, kemarin saya lihat ada talk show tengang siguntang mereka atusias dan ada juga pelatihan aksara ulu dan batik ulu. Kenapa aksara ulu, ya karena aksara ulu kan tradisi tulis dari Sumsel. Setelah mungkin kita tertulisya masa sriwijaya itu ada aksara pahlawa, tapi perkembangannya itu kita punya ni aksara yang berkembang di uluan makanya kita sebut aksara ulu,” ungkapnya.

Dirinya juga membeberkan, dalam even tersebut juga menampilkan komunitas kreatif aksara ulu Palembang.

“Dan itu kita kenalkan dengan generasi muda kaum milenial supaya mereka paham, nah dari aksara ulu kita juga ada menampilkan komunitas kreatif, komunitas aksara ulu Palembang yang membuat batik dari aksara-aksara ulu, jadi identitas kabupaten kota dimunculkan dengan adanya batik itu,” bebernya.

“Contohnya kayak Palembang, jadi tulisan Palembangnya itu berbentuk ampera dengan model penulisan aksara ulu, jadi itu menjadi ciri khas, tidak hanya Palembang tapi juga ada dari Muara Enim dan Komering,” ucapnya.

Dirinya menambahkan, selain itu juga ada pelatihan pembuatan gandik, yang mana gandik ini juga menjadi identitas para pengantin perempuan di Sumsel yang telah ada sejak dulu.

“Dimana gandik ini biasa digunakan pengantin seusai resepsi diatas panggung untuk menyambut tamu yang datang. Dan sekarang ini pak gub telah memunculkan bahwa gandik harus mulai dieksiskan lagi pada acara-acara budaya kita menggunakan gandik untuk perempuan disamping tanjak yang sebelumnya telah menjadi identitas laki-laki Sumsel,” tambahnya.

Hal ini bertujuan agar mereka tahu jika Sumsel punya wasrah yang luar biasa, tidak hanya songket akan tetapi juga punya jumputan.

“Pegiat seni umumnya datang dari Palembang, kemaren sebetulnya ada pegiat seni dari Prabumulih hanya karena halangan akhirnya tidak bisa hadir, mungkin tahun depan akan kita perluas lagi bahwa perjuangan siguntang bukan hanya untuk masyarakat Palembang tetapi juga Sumsel,” sambungnya.

Dirnya berharap, dengan adanya siguntang fest ini kelestarian budaya terus berjalan khususnya tranformasi ke generasi muda

“Kita harap itu berjalan dan generasi muda memahami itu, dan mereka bisa ikut menjaga dan melestarikan itu. Mereka bisa mengenal kebudayaannya baik yang tanjibel ataupun non tenjibel, kalau mereka sudah mengenal otomatis timbulah rasa sayang setelah itu akan turut dalam pelestarian,” pungkasnya.

print
Sebelumnya

Gandeng UIN Raden Fatah, KPU Gelar Tes CAT Calon PPK Pemilu 2024

Sambut Tahun Baru, Hotel The ALTS Palembang Gelar Acara Ini!

Berikut