Terisolasi Dirawa & Jalan Terjal Penyalurkan Paket Pangan

| |

Anugrah

beritasebelas.com,PalembangMemasuki pekan ketiga puasa Ramadhan, Dompet Dhuafa Sumatera Selatan, kembali menyalurkan paket pangan untuk keluarga dhuafa, terdampak pandemi corona.

Kali ini perjalanan tidak mudah, karena rumah keluarga dhuafa yang berada di RT 20, RW 7, Kelurahan Plaju Ulu, Palembang, dikepung rawa dengan kedalaman lebih kurang 1 meter. Tim memulai penyaluran ke tempat tinggal Siti Absah.

Untuk mencapai rumah janda, dengan lima orang anak ini, tim Dompet Dhuafa Sumsel harus melewati jembatan kayu yang sudah rapuh.Tim Medis, yakni Manajer Klinik Layanan Kesehatan Cuma-Cuma drg Miko, dua relawan Fathur dan Rio, beberapa kali nyebur ke rawa, karena jembatan yang ambruk atau tanah yang licin karena berlumpur.

Meski harus ‘bermandikan’ air yang bercampur dengan lumpur, tak menyurutkan tim untuk  tetap melangkahkan kaki menyampaikan amanah dari para donatur berupa paket pangan.Perjuangan pun membuah hasil. Meski harus bersusah payah dan beberapa kali terjatuh, tim akhirnya tiba di rumah ibu Absah.

Kepada Tim Dompet Dhuafa Sumsel, istri dari almarhum Dahlan ini menceritakan, jika keluarganya memang jarang tersentuh bantuan. Apalagi tempat tinggal mereka memang sulit terjangkau.

“Tapi, adik-adik telah bersusah payah mengantarkan paket pangan buat kami. Kami sangat berterimakasih sekali,” ucapnya.

Paket pangan ini, sangat berarti. Apalagi, pendapatan saat ini sangat sulit karena pandemi corona.

“Untuk menyambung hidup, saya bekerja sebagai pencuci pakaian. Pendapatan kecil, cuma Rp500.000 perbulan. Itu tidak cukup, jadi menantu sering bantu juga. Tapi sebenarnya, dia juga kesulitan karena pekerjaannya hanya pejual kemplang,” jelasnya.

Kondisi yang tidak jauh berbeda juga dialami pasangan Hendratno dan Suprianti. Lantai dan dinding rumah yang keropos, membuat tempat tinggal mereka terancam roboh. 

“Ya, beginilah kondisi kami. Kalau hujan turun dengan sangat deras, rumah banjir. Lantai digenangi air. Tapi, tidak ada pilihan, karena inilah yang kami punya. Suami sehari-hari bekerja membantu pedagang ikan di pasar, dengan penghasilan Rp30.000 perhari,” jelasnya.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga dengan lima orang anak, tentu jauh dari cukup. Tapi, dia bersama suami dan anak-anaknya mencoba ikhlas menerima kondisi ini.  

“Kami berusaha saling menguatkan satu sama lain. Sekali lagi kami ucapkan terimakasih, baik kepada donatur ataupun kepada adik-adik yang telag bersusah payah menyalurkan paket pangan,” ujarnya. 

Ketua RT 22, Kelurahan Plaju Ulu, Mutia dan Relawan Covid-19 Tori, yang mendampingi tim saat penyaluran, mengucapkan terimakasihnya kepada donatur Dompet Dhuafa Sumsel kepada warga RT 21. Dia mengharapkan, bantuan dari Dompet Dhuafa Sumsel bisa berkelanjutan. 

“Mereka memang bukan warga saya, karena berada di RT 21, tapi saya tahu betul dengan kondisi mereka. Dompet Dhuafa Sumsel pun sudah lihat sendiri kondisi mereka. Mereka ini memang sangat membutuhkan bantuan,” ucapnya. 

print
Sebelumnya

Korban Penipuan Kerja Di Rumah Sakit Swasta di Palembang Lapor Ke Polisi

Jenazah Rangga WijayaYang Terjun ke Sungai Musi Ditemukan

Berikut