Tinjau SKB, Direktorat Dikmas dan Pendidikan Khusus Sebut Minat Baca Anak Indonesia Rendah

| |

Kop
Arto

***

beritasebelas.id,Palembang – Direktorat Pendidikan Masyarakat (Dikmas) dan Pendidikan Khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mencatat masih rendahnya minat baca atau literasi di Indonesia ini dipengaruhi karena faktor sarana dan prasarana  yang kurang memadai. 

Pihak Direktorat Pendidikam Maayarakat dan Pendidikam Khusus saat melihat taman bacaan SKB – foto Arto beritasebelas.id

Hal ini diungkapkan langsung Dwi Yanuarti, Perwakilan Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Kemendikbud RI saat memberikan narasumber di acara workshop penguatan TBM di SKB dengan tema “Mengembangkan Budaya Baca atau Literasi dan Pendidikan Keaksaraan melalui kegiatan Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Senin, 23 Agustus 2021 di SKB Filial Kota Palembang.

“Posisi Indonesia saat ini rendah dan kalau kita lihat ini bukan hanya minimnya minat baca anak-anak tapi sarana dan prasarana yang kurang memadai yang selama ini kita lihat di Indonesia,” ujarnya.

Kata dia, seperti kurang banyaknya buku yang ada di perpusatakaan maupun taman baca masyarakat inilah yang banyak ditemui. Karena yang banyak datang ke TBM yakni anak PAUD, TK hingga anak SD.

“Kendala anak saat ke perpustakaan dan TBM ini yakni saat datang buku kadang tidak memadai, sedikit dan juga  buku tidak lengkap. Nah inilah yang membuat anak jadi malas untuk datang karena kurangnya sarana dan prasarana yang memadai,” jelas dia.

Begitu juga dengan sarana lainya yang juga masih banyak kita temukan kendala saat ini.

“Karena itu melalui workshop ini kita gerakkan dan menggembangkan Taman Bacaan Masyarakat yang ada di Indonesia melalui perwakilan para pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) yang ada di Indonesia,” tuturnya.

Salah satunya metode yang dilakukan guna meningkatkan minat baca yakni metode membacakan nyaring yang bisa digunakan ajak anak mulai mengenal sehingga suka baca dan lain sebagainya.

“Sebenarnya budaya baca ini muncul dari kebiasaan. Harus suka dulu, kalau sudah suka jadinya gemar membaca. Caranya gimana ya dari TBM karena kegiatan TBM bukan baca saja tapi kegiatan lainnya,” ungkap dia.

Saat ini, jumlah TBM yang ada di Indonesia yakni sekitar 6000an. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang, Ahmad Zulinto melalui Kabid TK/ PAUD Disdik Kota Palembang, Bahrain mengatakan manfaat adanya TBM ini sangat cukup besar karena ini hampir menyerupai perpusatakaan.

“Karena itu workshop ini penting sekali untuk membangkitkan, mengembangkan minat baca bagi anak di TBM yang ada ditengah masyarakat,” jelas dia.

Menurut Bahrain, minat masyarakat Kota Palembang dalam literasi cukup baik hanya saja banyak faktor yang mempengaruhi. 

“Seperti kelengkapan buku-buku yang masih minim dan terbatas. Karenanya kita pun juga terus mengajak, menggerakan perusahaan juga untuk bisa menyumbangkan buku-bukunya ke TBM, karena kalau mengandalkan dari pusat kita tidak bisa,” tegas dia.

Kata dia, TBM di Kota Palembang ini hanya ada sekitar 30 an, tapi yang benar-benar berfungsi sesuai fungsinya atau dimanfaatkan masyarakat hanya sedikit.

“Seperti TBM Handayani ini cukup baik kehadirannya di masyarakat dan dimanfaatkan,” jelasnya.

Karena itu, melalui workshop dan sekaligus kita meresmikan TBM yang ada di SKB Filial ini dapat dimanfaatkan masyarakat terutama orangtua siswa yang mengantarkan anaknya sekolah TK sambil membaca buku. 

print
Sebelumnya

Ambulan Gratis Partai Golkar Untuk Masyarakat

Positif, Kreatif dan Aman di Internet

Berikut