Walaupun Sulit Namun PSBB di Prabumulih Harus Dilakukan

| |

Dudi

beritasebelas.com,PalembangWakil Ketua Komisi VII DPR RI H Alex Noerdin  mengatakan DPR  RI kemarin  sudah mengeluarkan strong rekomendation kepada pemerintah untuk segera memberlakukan larangan mudik.

Dia mencontohkan jika warga Jakarta yang jumlahnya 7 juta keluar  lalu masuk ke Sumsel  maka cukup satu orang saja yang membawa virus corona bisa mengimbas yang lain.

“Saya minta gubernur membantu daerah 17 kabupaten/kota untuk menutup semua gerbang masuk  di Sumsel, bantu kabupaten/kota yang berbatasan, bantu  Palembang, OKI, OI dan sebagainya. Ini bukan bicara soal isolasi 14 hari, tapi bagaimana menamping pemudik yang masuk ke Sumsel yang jumlahnya ratusan,” katanya dalam E-Discussion, “Corona Kapan Berakhir” (tinjauan ekonomi, sosial dan ketenagakerjaan), Rabu (15/4) dengan  moderator Markoni Badri yang di gelar oleh Dewan Wilayah (DW) Pergerakan Indonesia Maju (PIM) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). .

Menurut mantan Bupati Musi Banyuasin (Muba) ini Kepala daerahlah yang  menentukan hitam putih daerah.

“Jadi baik atau jelek itu ditangan kepala daerah, jadi soal singkronisasi program dengan pusat dan provinsi itu wajib,  tidak boleh egois atau menang sendiri atau pintar sendiri, akibatnya, lihatlah  Prabumulih sudah zona merah  dan semakin meningkat, apalagi istri Wawako Prabumulih sudah kena dan itu gunung es , di puncaknya saja,” katanya.

Mengenai usulan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk Kota Prabumulih, politisi Partai Golkar ini menilai kalau Prabumulih adalah kota perlintasan, walaupun  sulit dilakukan PSBB di Prabumulih namun menurutnya harus dilakukan dengan syarat ada usulan dari kepala daerahnya mau atau tidak.

“DPRD Prabumulih  harus mendesak itu, Gubernur juga harus turun tangan mengusulkan PSBB  di Prabumulih,” katanya.

Walaupun demikian di kondisi pendemi virus corona, dia berharap masyarakat jangan saling menyalahkan harus bersatu.

“Jangan saling salahkan, saya yakin ini entah kapan selesainya apakah bulan Mei, Juni, ini  bisa kita atasi berkat persatuan kita, pemerintah dan rakyat saya yakin Indonesia bisa selamat dari Covid-19,” katanya.

Mantan Gubernur Sumsel dua periode ini menambahkan apa yang disampaikan ini berdasarkan pengalaman di daerah dan bukan asal ngomong saja

Bahaya nya lagi menurut Alex,  kalau di daerah tidak ada kapasitas rumah sakit dan dokter minim, sehingga jika kasus virus corona  meledak di daerah maka pasti tidak mampu mengatasinya.

“Nanti dulu pemulihan ekonomi, selamatkan rakyat,”katanya.

Ditambah lagi menurutnya, daerah sudah memiliki payung hukum yang bisa mengubah APBD guna untuk  biaya penanggulangan Covid-19, dia melihat ada kabupaten di Sumsel siap fiskalnya untuk penganggaran Covid-19, namun ada kabupaten kota  yang tidak kuat menanggung anggaran Covid-19.

“Tolong bersabar semuanya sedang menderita, kita mengalami hal hal tidak enak,  tapi bagaimana dengan rakyat kecil, itu yang harus kita fokuskan,” katanya.

Ekonom nasional, Dr Any Setianingrum M.E Sy  melihat ada sejumlah faktor yang menyebabkan Indonesia menjadi krisis ekonomi hingga kini, walaupun diakuinya Covid-19 bukan penyebab utama krisis ekonomi Indonesia hingga kini.

Faktor tersebut adalah selama bahan impor Indonesia 80 persen terlalu tinggi, hal ini diperparah dengan Indonesia tidak memiliki basis industri rakyat yang kuat dan Indonesia tidak memiliki manajemen rantai pemasok.

“Efeknya rupiah terpuruk, harga saham jatuh,  kemiskinan meningkat, pengangguran meningkat, daya beli masyarakat turun, harga-harga naik, “ katanya.

Untuk itu menurutnya pemerintah harus mengurangi impor, membangun jaringan pemasok selain itu perlu diantaranya ada sinergitas antara pemerintah dan swasta, pemberian CSR.

“Masalah  kebijakan fiskal dan jaring pengaman sosial harus diperkuat melalui subsidi-subsidi, melalui insentip pajak, “ katanya.

Sedangkan A Hafiz SH, Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan berharap bagaimana pemerintah mengatasi pengangguran saat ini.

“Jangan sampai selama ini sudah 7 juta penganggur di Indonesia ditambah 2,5 juta pengangguran baru lagi, supaya  tidak terjadi pengangguran  baru perlu kesadaran dari pemerintah dan masyarakat untuk sama-sama mengamankan ini,” katanya.

Ketua DW PIM Sumsel Kemas Khoirul Mukhlis  mengucapkan banyak terima kepada semua pihak yang ikut berpatisipasi dalam diskusi ini, dan dia berjanji akan kembali dilanjutkan diskusi sesi ketiga dengan tema yang berbeda.

print
Sebelumnya

Peduli Pekerja Lapangan di Tengah Wabah Corona, Pengurus PGRI 50.000 Masker

Kepergok Curi Ban Mobil, Ditangkap Polisi

Berikut