***
beritasebelas.id, Baturaja – Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan terus digelar. Kali ini Webinar yang dilakukan Kementerian Kominfo RI bertajuk Kreatif Lestarikan Nilai-Nilai Pancasila Diruang Dunia Digital Senin (2/8/2021) siang.
Pada webinar yang menyasar target segmen pelajar dan masyarakat OKU Selatan, sukses tercatat 612 orang peserta yang terdaftar dalam webinar ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber berkompeten dalam bidangnya, yakni Meida Rahmawati, SE, MM, MH, Cecep Nurul Alam, ST, MT, Romdan, S.Pd. Dekan Fisip Unbara Dra Umi Rahmawati, M.Si dan Watercolor Ilustrator, influencer sekaligus Dosen @ghinabastiana, bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya.
Meida Rahmawati, SE, MM, MH, menjelaskan terkait etika bermedia sosial pertama adalah berinteraksi secara santun, menurutnya pengguna media harus mengingat bahwa dalam berinteraksi dengan orang lain jangan sampai merugikan orang lain, dilarang melakukan kejahatan, jangan mengirim pesan yang menyalahgunakan kepentingan.
“Yang banyak tidak di sadari oleh masyarakat saat ini adalah sembarangan share informasi atau data orang lain. Kita harus hargai privasi orang lain, kemudian berperilaku sopan dan bijak. Jadikan pribadi dimedia sosial sebagai suatu hal yang positif dan bermanfaat bagi orang lain,” jelas Meida.
Selain itu, dikatakannya juga harus menjunjung toleransi di dunia digital dengan 6 hal yakni menghargai privasi, menghargai pendapat, tidak membeda-bedakan, patuhi aturan di media sosial, share informasi yang mengajarkan toleransi, memberikan komentar yang baik.
Hal penting juga disampaikan Cecep Nurul Alam, ST, MT menurutnya, terkait menjaga identitas digital kita, yang pertama pastikan memilih menggunakan identitas asli atau samaran saat mengelola akun platform digital serta bertanggungjawab dengan pilihan tersebut, karena banyak tidak sadari oleh masyarakat terkait kegunaan pemberian data pribadi di dunia digital.
Kemudian yang kedua amankan identitas utama surel yang kita gunakan untuk mendaftar platform digital, serta lindungi dan konsolidasikan identitas digital dalam berbagai platform digital yang dimiliki.
“Itu tadi Untuk memaksimalkan media sosial gunakan rumus POST (people, Objectives, Strategi, Technlogy),” jelas Cecep.
Sementara Romdan, S.Pd Kepala SMK Negeri 1 OKU Selatan mengajak pelajar di OKU Selatan untuk kreatif dalam mengamalkan Pancasila. Dikatakan Romdan bahwa profil pelajar Pancasila antara lain beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, Berkebhinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri.
“Penekanan untuk generasi muda melakukan interaksi diruang digital dengan menerapkan etika digital. Pelajar harus mencerminkan pengamalan Pancasila,” jelasnya.
Pemateri lain, Dra Umi Rahmawati, M.Si juga menegaskan agar nilai Pancasila dalam implementasikan oleh generasi muda dalam kehidupan yang pertama orang tua harus menjadi contoh atau teladan kemudian mengkomunikasikan atau melibatkan generasi muda untuk membumikan Pancasila.
Menurut Dekan Fisip Universitas Baturaja ini dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, Pancasila hendaknya dijadikan habitus (gugus insting yang memengaruhi cara berpikir dan bertindak) bangsa untuk mengatasi kekerasan, intoleransi dan radikalisme di era digital.
Umi Rachmawati juga menjawab pertanyaan dari peserta webinar, diantaranya Arief, menanyakan bagaimana menangani masalah ujaran kebencian yang disebarkan oleh anak-anak dibawah umur?. Menurut Umi, jika yang menyebarkan konten ujian kebencian adalah anak. Anak tersebut belum dapat diberikan sanksi karena masih dibawah umur.
“Untuk mengatasinya dengan memberikan pendidikan kepada anak dari sejak usia dini. Kemudian ajarkan anak-anak untuk menjaga etika dalam menggunakan internet serta menjaga privasi orang lain,” jelasnya.
@ghinabastiana Sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini, menuturkan bahwa tidak sedikit menemukan dalam kehidupan sehari-hari pemuda yang cakap digital, mampu memanfaatkan media digital dengan baik, tetapi ternyata tidak memahami nilai-nilai pancasila dalam bersosial media. walaupun kita berbeda pendapat namun jangan sampai menggunakan kata kasar yang akhirnya menimbulkan hate speech.
Webinar literasi digiltal ini merupakan kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.
Dikatakannya Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital.
“Hasil survei literasi digital yang kita lakukan bersama siberkreasi dan katadata pada 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital kita masih di bawah tingkatan baik,” katanya lewat diskusi virtual. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.
Webinar ini merupakan satu dari rangkaian 25 kali webinar yang diselenggarakan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Masyarakat diharapkan dapat hadir pada webinar-webinar yang akan datang.