Dua SMA Unggulan Ini Percepat PPDB, Ternyata Ini Alasanya

| |

 Arto

beritasebelas.com,Palembang – Dua sekolah unggulan di Palembang yakni SMA Unggul Negeri 1 Palembang dan SMA Unggul Negeri 17 Palembang tahun ini mempercepat seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru  (PPDB) tahun ajaran 2018-2019.

Pasalnya, hal ini dilakukan, karena dua sekolah ini mengadopsi dual kurikulum yang menggabungkan antara kurikulum Nasional dan kurikulum Cambridge. Sehingga tahap seleksi akan dimulai besok, Senin 15 Januari 2018 dan akan diketahui hasilnya langsung dihari tersebut pada sore hari.

[Para peserta PPDB dan wali siswa saat melihat nomor peserta jelang seleksi tertulis – foto Arto beritasebelas]
Demikian disampaikan Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan Sumatera Selatan Bonny Syafrian bahwa khusus SMAN 1 Palembang, pendaftar 726  orang, verifikasi 665 peserta  dan daya tampung 400 peserta. Sedangkan di SMAN Plus 17 Palembang, pendaftar online 837 orang, verifikasi 725 orang, daya tampung 376  peserta.

“Khusus SMAN Plus 17 Palembang, lima persen dari kuota daya tampung sudah terisi oleh siswa lewat jalur Penelusuran Minat Prestasi Akademik (PMPA),”ujar Bonny, saat meninjau kesiapan pelaksanaan ujian, Minggu 14 Januari 2018.

Ia menegaskan, untuk pelaksanaan dilakukan secara terbuka dan transparan, begitu selesai ujian, Lembar Jawab Ujian (LJU) komputer langsung di scan dengan komputer yang bisa di saksikan oleh masyarakat.

“Jika tidak ada halangan  begitu selesai scanning  hasil sudah bisa diketahui, dua jam dari ujian,”ucapnya.

Menurutnya, sejauh ini pihaknya tengah melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai keuntungan siswa yang belajar kurikulum Cambridge.

“Salah satunya bisa dapat beasiswa untuk kuliah di luar negeri yang berafiliasi dengan Cambridge, termasuk Oxford University,” pungkasnya.

Sedangkan, tantangan utama dalam pengimplementasian kurikulum Cambridge  terletak pada dana operasionalnya yang tidak termasuk dalam pos anggaran Program Sekolah Gratis (PSG) maupun Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

“Sehingga orangtua dan pihak sekolah harus bisa secara mandiri mengelola dan membayar biaya operasionalnya,” terangnya.

Program ini lanjut Widodo diprioritaskan kepada siswa berprestasi yang berkecukupan secara finansial. Sementara bagi yang prasejahtera juga akan disiapkan slot khusus. Diperkirakan per-bulan tiap siswanya harus mengeluarkan dana senilai Rp 1,4 juta.

“Biaya ini nantinya termasuk biaya buku, modul paket, pelatihan dan lain sebagainya. Dan yang mahal itu bukunya,” tegasnya.

print

Sebelumnya

Tes Treadmeal, Balon Bupati dan Wakil Bupati Banyuasin Kelimpungan

Sempat Dikabarkan ke SFC, Boaz Akhirnya Batal

Berikut