—
Arto

Seperti yang terjadi di SMA Negeri 20 Palembang, lantaran masalah ekonomi dan lemahnya sarana dan prasarana pihak sekolah terpaksa menganut sisten UNKP dan belum bisa menjalankan UNBK sebagaimana amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Dinas Pendidikan Sumatera Selatan.
Kepala SMA Negeri 20 Palembang Agustina Wati mengatakan kebutuhan akan komputer untuk UNBK diakui belum mumpuni, sehingga tahun ini terpaksa belum memakai sistem UNBK.
“Kalau kita memanfaatkan fasilitas negara dengan menumpang UNBK di SMK dan SMP terdekat juga belum bisa, karena orang tua siswa-siswi rata-rata dari kalangan menengah, selain itu jarak juga sangat jauh, jadi kalau kita menumpang UNBK bisa-bisa siswa terlambat ujian,”ujar Agustina, Selasa 20 April 2018.
Menurutnya total sebanyak 257 siswa-siswi SMA Negeri 20 Palembang ikut Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP), dihari pertama pelajaran bahasa Indonesia.
“Ada 14 ruang, setiap ruang 20 peserta dan ada satu ruang 8 peserta,”terangnya.
Soal diambil setiap pagi pada pukul 06.00 Wib di sub rayon 12. Kemudian didistribusikan ke siswa saat pelaksanaan UNBK.
Agustina berharap tahun depan bisa menganut sistem UNBK, sehingga perkembangan IT amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana pelaksanaan Ujian Nasional bisa menggunakan komputer.