
****
beritasebelas.com, Baturaja – Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Mulai bergulir. Webinar yang di gelar Kamis, (2/7) bertajuk Generasi Milenial Cerdas Tanggal Hoax.
Kegiatan yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini, bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, saat ini Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. Selain itu Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital.
“Hasil survei literasi digital yang kita lakukan bersama siberkreasi dan katadata pada 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital kita masih di bawah tingkatan baik,” katanya lewat diskusi virtual.
Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.
Pada webinar yang menyasar target segmen Mahasiswa dan Masyarakat luas yang sukses dihadiri 400 peserta daring ini. Hadir dan memberikan materinya secara virtual, para Narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Sandi Kartasasmita, M.Psi., Harry Sanjaya, S.Sos., M.Si., Yunizir Djakfar, S.Sos., M.I.P., Septiana Wulandari, S.I.Kom., M.I.Kom, Pegiat media social yang juga pelaku Tomrist, Bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya.
Sandi Kartasasmita, M.Psi pada materinya menjelaskan terkait faktor-faktor orang yang mempengaruhi orang percaya hoax, dan serta cara menanganinya bagi kalangan anak muda. ” Saat ini perkembangan internet melaju sangat cepat termasuk penggunanya. Disaat ini juga berita hoax juga menyebar dengan mudah dan memengaruhi pembacanya. Ini menjadi tugas penting kita untuk mengedukasi masyarakat,” Kata Sandi.
Di kesempatan lainnya, Harry Sanjaya, S.Sos., M.Si. mengatakan banyak jenis-jenis disinformasi yang biasa menjadi ciri berita hoax dan manipulasi berita serta fakta. ” Terkait dengan penyebaran hoax ini sudah ada regulasi yang mengatur termasuk sanksi pidana Pasal 45 UU ITE. Saat ini. saluran penyebaran informasi yang digunakan untuk menyebarkan Hoax,” jelasnya.
Dosen Fisip Unbara, Yunizir Djakfar, S.Sos., M.I.P. yang menjadi pemateri pada webinar Literasi Digital OKU Selatan ini juga mengajak melenial untuk lebih kritis terhadap sebuah informasi sehingga menjadi generasi yang cerdas literasi digital. Menurutnya ada beberapa tips cara mengetahui sebuah informasi apakah benar atau mengandung misinformasi atau hoax.
” Pertama cek kebenarannya melalui sumbernya langsung. Kemudian ada situs web yang bisa mengkonfirmasi apakah berita tersebut termasuk hoax atau tidak melalui website turnbackhoax.id,” jelasnya.
Pemateri lainnya, Septiana Wulandari, S.I.Kom., M.I.Kom menegaskan walaupun masyarakat kini bebas mengekspresikan pendapat, dalam dunia digital tetap perlu mengedepankan etika sehingga apa yang akan tetapi jangan sampai menjadi hate speech, karena freedom of speech berbeda dengan hate speech. ” Beropini atau berpendapat sah sah saja, namun yang perlu dipertimbangkan apakah bentuk ekspresi kita di media sosial dan sebagainya termasuk hate speech atau tidak,” tegasnya.
Di akhir pemaparan materin, Tomrist Sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini, mengajak generasi milenial tetap kritis di era digital tanpa harus ikut menyebarkan berita hoax. Menurutnya cara mengenali berita hoax diantara kenali sumber berita dan jangan terpengaruh dengan kalimat-kalimat ajakan dengan mangatasnamakan Agama, suku atau yang mengarah pada ujaran kebencian.
Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber.
Webinar ini merupakan satu dari rangkaian 25 kali webinar yang diselenggarakan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Masyarakat diharapkan dapat hadir pada webinar-webinar yang akan datang.